Gairah Birahi Susan 1

Susan adalah seorang guru disebuah SMA di Jakarta, umur sekitar 32tahun, seksi, cantik dan menggairahkan, sudah hampir 8 tahun tidak pernah melakukan hubungan seks lagi.

Saat ia berumur 24 tahun ia ditinggalkan oleh suaminya, suaminya pergi tanpa pesan entah kemana, sejak itu Susan tidak pernah lagi percaya dengan laki-laki, ia merasakan bahwa laki-laki yang mendekatinya hanya sekedar ingin melakukan hubungan seks saja dengan dia.

Kadang-kadang ia merasa butuh akan belaian seorang lelaki, rindu akan sentuhan-sentuhan lelaki, dan memeknya kadang-kadang gatal ingin merasakan lagi sodokan-sodokan kontol lelaki, tapi ia merasa takut akan dikecewakan lagi oleh lelaki dan ia tidak mau sakit hati lagi.

Banyak lelaki mencoba untuk mendekatinya, tetapi semuanya berlalu begitu saja tanpa dapat merasakan kehangatan badan Susan, banyak orang berpikir bahwa Susan adalah seorang lesbian.

Susan mempunyai tubuh yang sangat sexy sekali, bentuk tubuhnya sangat bagus, sebagus anak-anak gadis berumuran 18 tahunan, kullitnya kuning langsat dan sangat halus sekali, ukuran branya 36C, bentuk pantat yang indah dan pinggang yang ramping ditambah sepasang kaki yang lenjang, bentuk tubuh Susan adalah impian para lelaki.

Sore hari setelah usai jam sekolah, Susan masih berada diruangan kelas, sedang memeriksa hasil ulangan murid-muridnya, tiba-tiba didepan pintu berdiri seorang lelaki, yang ternyata adalah Erwin guru olahraga disekolah ini. Erwin terkenal dikalangan para murid wanita karena kegantengannya, dan banyak perempuan yang sudah jatuh dalam pelukan Erwin tapi tidak untuk Susan, Susan sama sekali tidak pernah tertarik kepada Erwin, Erwin berusia sekitar 32 tahun, masih sendiri, bentuk tubuhnya betul-betul atletis.

Erwin terkenal dengan kontolnya yang besar, biarpun Susan tidak pernah melihat secara langsung tapi ia sering sekali mendengar bahwa Erwin mempunyai batang kemaluan yang sangat besar, entah itu dari sesama guru wanita ataupun dari para murid wanita, dan dari cerita mereka Susan tahu bahwa Erwin tidak pernah merasa cukup melakukan hubungan seks.

Susan tidak dapat berbohong bahwa lubang senggamanya menjadi basah, saat mendengar cerita dari rekan-rekan gurunya saat mereka melakukan hubungan seks dengan Erwin, gairah birahinya bergejolak, lubang senggamanya gatal ingin merasakan sodokan batang kemaluan Erwin yang besar.

“Lembur??” tanya Erwin, sambil mendekati meja Susan. “Nampaknya kamu mencintai pekerjaanmu”

“Yeah, “ jawab Susan, “lagian gak ada alasan pulang cepat, tidak ada yang menungguku juga dirumah,”

"kamu kan tahu, kamu tidak perlu sendirian dirumah, aku kan pernah bilang,” kata Erwin ,”kamukan bisa aja bawa teman pulang kerumahmu untuk teman ngobrol”

"Ohh, Erwin, kitakan pernah bicarakan hal ini sebelumnya , maaf, aku gak tertarik, ketertarikan aku terhadap lelaki sudah hilang sejak 8 tahun yang lalu, seperti yang pernah aku bilang beberapa kali ke kamu."

Tapi kali ini Erwin telah memutuskan, ia datang dengan persiapan agar dapat merasakan lubang senggama Susan, sehingga Susan tidak dapat menolaknya lagi.

"Baiklah, sebetulnya aku benci untuk mengatakan hal ini, tapi aku khawatir kalau kamu tidak mengajak aku kerumahmu malam ini untuk menikmati dan merasakan tubuhmu yang seksi, terpaksa aku akan melapor kepada Pak Suparman” kata Erwin.

Erwin menatap mata Susan, tatapan Erwin membuat Susan gelisah dan bingung atas kata-kata Erwin.

"Apapun maksudmu? Apa yang bisa kamu laporkan tentang aku kepada kepala sekolah,” jawab Susan.

"Hhhmmm, baik," Erwin melanjutkan. "kamu tahu Deni?? Anak yang paling besar disekolah kita, dan salah satu anggota team basket kita, dan yang keluarganya baru saja pindah ke Bandung?"

Susan mengangguk. Anak itu adalah salah satu murid dikelasnya dimana ia menjadi wali kelas.

"Aku tidak mengatakan apa-apa pada saat kejadian itu, karena aku tidak mau terjadi apa-apa pada reputasimu,” kata Erwin. "tapi, Deni cerita padaku bahwa beberapa kali dia pergi denganmu ke hotel, dan ia juga bercerita bagaimana kamu selalu mengkaraoke kontolnya dan menelan spermanya saat ia ejakulasi, ia bilang kamu sanggup menelan sperma lebih banyak daripada gadis manapun, dan katanya lagi bahwa kamu sekali dientot oleh kontol yang besar.”

Susan terkejut sampai tidak bisa mengucapkan sepatah katapun, Susan menatap Erwin dengan tajam, nafasnya memburu, setelah memperoleh ketenangannya kembali,

“Saya tidak pernah melakukan hal itu kepadanya, saya tidak pernah bersetubuh dengan dia ataupun dengan lelaki lain, itu semua hanya kebohongan belaka,” teriak Susan.

"He..he.., saya ragu kamu bisa meyakinkan hal ini kepada kepala sekolah, hhmm, kata-katamu lawan kata-katanya, kamu tahu sendiri kepala sekolah kita. Jika ada saja sedikit skandal didalam sekolahnya terutama ini menyangkut guru-guru dibawahnya dengan murid-murid disekolah ini, kamu bisa dipecat kapan saja, Aku benci melaporkan hal ini, tapi nampaknya kamu tidak memberikan banyak pilihan untukku. Sudah pasti kamu tidak akan mengajak aku kerumahmu untuk bermesraan??"

Susan betul-betul terkejut sehingga ia tidak dapat berpikir dengan jernih, ia tahu pak Suparman tidak akan mempercayai perkataan dia.

"Tapi, aku betul-betul tidak melakukan hal itu, Win!!" Susan berkata sambil menangis "Jangan lakukan hal ini padaku, ini akan menghancurkanku, Aku tidak pernah berhubungan seks dengan murid-muridku!"

Erwin hanya tersenyum, ia tidak perlu mengatakan apa-apa lagi, Ia tahu Susan sudah ada dalam genggamannya, Susan mulai menangis, bibirnya gemetar.

Tak lama kemudian, Susan mulai bisa menenangkan dirinya, ia keringkan airmatanya dan mengambil nafas dalam-dalam.

“OK, “ kata Susan sambil matanya menatap lantai. “sekarang maumu apa, saya hisap kontolmu, atau kamu entot memekku, atau kamu mau jilatin memekku, kamu tinggal bilang saja."

Erwin merasa kontolnya mulai bangun, jantungnya berdebar mendengar kata-kata Susan.

"Ok, bagus sekali! Kamu tidak akan menyesal, saya berjanji,” kata Erwin dengan gembira, senyumnya terhias diwajah gantengnya, kemudian,

“daripada kita lakukan dirumahmu lebih baik kita lakukan sekarang di ruangan senam, saat sekarang sudah pasti tidak ada orang lagi disana ataupun disekolah,” lanjut Erwin.

Susan tahu ruangan senam yang dimaksud, dimana ia pernah menyaksikan saat team senam mereka berlatih, ruangannya cukup besar, lantainya dilapisi oleh matras yang sangat tebal, dan ruangan tersebut kedap suara, jadi suara dalam ruangan itu tidak akan terdengar keluar.

Susan tahu ia bisa berteriak, melenguh dan merintih-rintih sekerasnya dan tidak akan ada yang mendengarkan suara erangan dia, kecuali Erwin.

Saat ini, Susan sedikit gugup seperti layaknya seorang anak perawan, lubang senggamanya mulai hangat dan basah, dia mulai terangsang membayangkan lubang senggamanya yang sebentar lagi akan mendapatkan sodokan-sodokan batang kontol.

Sesampainya di ruangan senam, Erwin mulai melucuti baju Susan satu persatu, setelah Susan telanjang bulat Erwin melihat kedua payudara Susan menggelayut dengan indah kedua putingnya mencuat seolah menantang untuk dijilati dan dihisap.

Setelah selesai melucuti pakaian Susan, Erwin mulai membuka bajunya juga, saat Erwin membuka celana dan Cdnya, jantung Susan berdegup kencang melihat kontol Erwin yang besar dan sudah tegang, ukurannya hampir 2 kali dari ukuran kontol suaminya.

Kemudian Susan merebahkan tubuhnya diatas matras, dan mulai mengangkangkan kakinya, sehingga lubang senggamanya yang berwarna merah muda terlihat oleh Erwin dengan jelas, memeknya sudah basah oleh cairan pelumasnya.

Erwin berlutut didepan memek Susan, tangannya yang kiri mulai mengelus-elus paha Susan sementara yang kanan mengelus-elus belahan memek Susan, jempolnya kemudian mengelus-elus itil Susan.

"Ooohhh!!" Susan merintih. "Oohh, Win, entot aku sayang, cepat!! Masukkan kontolmu yang besar itu kedalam memekku!! Aku tidak sabar lagi, dan aku ingin kamu genjot aku dengan keras dan cepat sayang!"

Erwin tidak memerlukan lagi pelicin, ia merasakan jari-jari tangannya basah oleh cairan pelumas yang keluar dari memek Susan, memek Susan nampaknya sudah siap untuk diterobos oleh kontol Erwin, kemudian Erwin menyelipkan kepala kontolnya dibelahan memek Susan, lalu dengan sekali sentakan yang kuat ia dorong batang kontolnya menerobos lubang senggama Susan.

Sleepp…. Bleesssss…….

"Eeeaaaghhh!" Susan memekik.

Kedua matanya terbelalak, kepalanya tergeliat kebelakang menekan matras, dan ia mengangkat pantatnya menyambut desakan kontol Erwin dilubang senggamanya, kontol Erwin terbenam dalam-dalam di lubang memek Susan, Susan merasakan bahwa lubang memeknya penuh sesak oleh jejalan batang kontol Erwin.

"Bagaimana?? Kamu sukakan???" Erwin bertanya. "Suka kontolku, sayang? Cukup besar buatmu??"

"Ohhh, Erwin, kontolmu luar biasa sekali!" Susan merintih keenakan.

Wajahnya merona merah, nafasnya mulai terengah-engah, penuh dengan nafsu ingin memuaskan dahaga akan kenikmatan seks.

“tekan yang dalam, sayang!! Aku membutuhkan kontol besar seperti punyamu ini sedari dulu!”

Erwin melakukan permintaan Susan, Erwin memeluk tubuh Susan lalu dengan gaya misionari, Erwin memulai menggerakkan pinggulnya memaju-mundurkan kontolnya didalam lubang senggama Susan dengan cepat dan keras, Erwin merasakan lubang senggama Susan semakin basah dan basah saja.

Erwin memberikan berlusin-lusin sodokan-sodokan kontolnya didalam memek Susan sebelum terdengar suara Susan yang merengek-rengek dan mengerang keenakan.

"Mmmm, ouughh! Enak sekali, sayang," Susan berbisik. “entotanmu enak sekali, Ohh, aku suka sekali kontolmu, aku sekali caramu mengentotku, Ohhh, kontolmu memenuhi memekku, Oohhh!!"

Bob belum pernah mengentot cewek yang bernafsu sekali seperti Susan, biarpun itu anak gadis yang berhasil ia pikat tidak sepanas dan bernafsu seperti Susan.

Badan Susan bergetar saat merasakan sodokan kontol besar Erwin di memeknya, perasaan Susan bercampur aduk merasakan kehangatan kontol Erwin yang sedang mengaduk-aduk lubang senggamanya, Susan kerepotan menahan ledakan-ledakan nafsunya.

Susan melingkarkan kakinya yang lenjang kepinggang Erwin dan mengaitkan kedua pergelangan kakinya, Susan mulai menekan pinggang Erwin saat Erwin mendorong masuk kontolnya, akibatnya membuat kontol Erwin masuk lebih dalam di lubang senggamanya.

Susan mengerang-erang keenakan setiap sodokan kontol besarnya Erwin mendorong masuk di lubang senggamanya.

“Terus, sayang, terus, sodok aku dengan kontol besarmu itu, Ohhh, sampai memekku penuh dengan semburan spermamu yang hangat,” Susan berteriak memohon-mohon. “Aku ingin merasakan tembakan spermamu didalam lubang memekku!!.”

Erwin semakin mendekatkan tubuhnya, tangannya melingkari tubuh Susan lewat bawah tangan Susan, tubuhnya menekan tubuh halus Susan, kontolnya menekan lebih dalam, sangat dalam sekali didalam lubang senggama Susan.

Susan memompa pinggulnya dan meremas tubuh Erwin dengan kedua kakinya, dan lubang senggamanya mulai berdenyut-denyut, nafas Susan terengah-engah dan menderu, rintihannya semakin sering terdengar merasakan kenikmatan yang sangat hebat.

Erwin memompa kontolnya semaki cepat dan hebat didalam memek Susan, membawa Susan semakin mendekati puncak kenikmatannya yang pertama selama 8 tahun ini.

Susan memohon-mohon agar Erwin semakin mempercepat sodokan-sodokannya, dan tak lama
kemudian tubuhnya menyentak dengan kuat, memeknya memuntahkan lahar puncak kenikmatannya.

"AAAIIEEE!" Susan memekik. "OHHH, ENTOT AKU SAYANG! ENTOT AKU! ENTOT AKU! ENTOT AKU! YANG DALAM!!!"

Susan seperti binatang liar, memeknya sangat basah oleh lender kenikmatannya, Susan merasakan kehangatan memenuhi lubang senggamanya, menyirami kontol Erwin yang sedang keluar masuk dalam lubang memeknya.

Tubuh Susan menggeliat-geliat dan pinggulnya memutar-mutar diatas matras, Susan merintih dan mengerang keenakan menikmati puncak gairah birahinya yang tercapai, lubang memeknya berdenyut-denyut saat memuntahkan lahar kenikmatannya.

Semua penantian dan kebutuhan akan seks selama 8 tahun telah tercapai saat lubang memeknya berdenyut-denyut dan mencengkram kontol Erwin.

"Ohhh, kamu hebat sekali, sayang!" she mengerang penuh nafsu. "kamu sangat hebat sekali!"

“Kamu juga sayang, kamu adalah yang paling hebat dari semua yang pernah aku entot,” Erwin mendesah, sambil tetap melanjutkan genjotan-genjotannya, Erwin memompa kontolnya dengan kuat dan menekan lebih dalam sejauh yang bisa ia lakukan, menggesek-gesek itilnya Susan, dan dinding vagina Susan.

Mereka bersetubuh seperti itu dengan waktu yang cukup lama, menikmati manisnya gairah birahi mereka, kontol besar Erwin semakin basah dan semakin mudah keluar masuk dalam lubang senggama Susan, Erwin menikmati betul mengentot memek Susan yang tidak pernah dimasuki kontol lelaki lain untuk waktu yang cukup lama.

Erwin mencoba untuk menahan agar kontolnya tidak cepat-cepat memuntahkan lahar kenikmatannya, sampai ia dapat memberikan beberapa kali kepuasan kepada Susan, Erwin tahu Susan bisa beberapa kali mencapai kepuasannya, dan Erwin ingin menghemat tenaganya dan memastikan agar Susan bisa mendapatkan kepuasan yang orang lain tidak dapat berikan.

Akhirnya setelah kepuasan pertama Susan mereda, Susan menyarankan agar merubah posisi mereka, dipojokan ruang senam ada bantalan bangku yang dapat distel.

"Aku rebahan di bangku itu, dan kamu bisa menyetel ketinggiannya sesuai dengan keinginanmu,” kata Susan, “Kemudian kamu berdiri dilantai dan kamu masukkan kontolmu lagi, aku ingin merasakan kontolmu yang besar itu, menghujam memekku lebih dalam dan lebih keras lagi!!"

Erwin menyukai ide Susan itu, ia tahu dengan posisi itu kontolnya bisa lebih dalam masuknya di memek Susan.

Susan merangkak naik keatas bangku, ia mengatur posisi tubuhnya, Erwin mengatur posisi meja itu, sehingga posisi pantat Susan lebih tinggi dari posisi kepalanya dan sejajar dengan posisi kontolnya saat berdiri, Susan gemetar saar merasakan kontol Erwin menyentuh kakinya. Ini pasti akan lebih enak lagi, batin Susan.

Erwin mengunci posisi bangku yang sudah tepat dan berdiri di satu ujungnya, pantat Susan berada tepat diujung bangku, kedua kaki Susan mengangkang, lubang memeknya terbuka, indah sekali.

Batin Erwin bergejolak, Haruskan kujilati dulu memek ini? Tapi ia perhatikan Susan, nampaknya Susan lebih menginginkan kehangatan kontolnya, iapun mengambil keputusan untuk mengentot Susan lagi.

Sekarang ini Erwin menekuk kaki Susan sehingga lutut Susan hampir menyentuh payudaranya yang besar, Erwin memegang pergelangan kaki Susan, kemudian ia mulai mengarahkan kontolnya dan mendorongnya masuk kedalam lubang vagina Susan, kepala kontolnya menyelinap masuk dibelahan memek Susan, dan ia menekan dalam-dalam dilubang vagina Susan.

Susan mendesah berat saat merasakan kontol Erwin mulai menyodok lubang memeknya, bola matanya berputar sehingga yang nampak hanya yang putihnya saja, tubuhnya melenting seperti busur panah, Erwin tahu bahwa kontolnya masuk lebih dalam dari sebelumnya, dan ini cukup untuk membuat gairah nafsu Susan akan tercapai lagi.

“OK, sayang, buat aku puas lagi,” kata Susan lirih. “Aku ingin merasakan kontolmu masuk lebih dalam sampai biji pelermu menyentuh bibir memekku, Aku sekali dientot oleh kontolmu yang besar dan hangat itu.”

Erwin membungkukkan tubuhnya dan mengangkat kedua kaki Susan lalu menaruhnya diatas pundaknya, kontolnya yang besar dan panjang masuk lebih dalam lagi sampai jembutnya bersentuhan dengan bibir memek Susan.

Susan dapat merasakan denyutan dan tegangnya kontol Erwin saat Erwin mulai memaju mundurkan kontolnya, memeknya berdenyut-denyut kencang penuh gairah.

Erwin menyelipkan kedua tangannya dibawah pantat Susan, kemudian Erwin mulai meremas-remas kedua bongkahan pantat Susan dengan lembut, Susan menyukai aksi Erwin ini, kemudian Erwin mengangkat pantat Susan untuk menyambut sodokan kontolnya, membuat kontolnya masuk lebih dalam lagi di memek Susan.

Kemudian Erwin mulai mengentot Susan, pinggul dan pantatnya mulai naik turun dengan cepat, Nampak kontolnya yang panjang mulai basah oleh cairan memek Susan dan urat-urat kontolnya semakin terlihat.

Erwin memompakan kontolnya semakin cepat dan cepat kedalam lubang memek Susan, membuat tubuh Susan menggeliat dan menggelinjang menikmati kenikmatan.

Lagi dan lagi tanpa berhenti, Erwin terus mengeluar masukkan seluruh batang kontolnya yang panjang dan besar itu, membuat tubuh Susan gemetar, membuat memek Susan berdenyut.

Susan mencapai kepuasannya terlebih dahulu, rintihannya terdengar, memeknya berdenyut dengan kencang, hampir bersamaan kontol Erwinpun memuntahkan spermanya.

"kita keluar sama-sama, sayang!" Susan merintih-rintih keenakan, dan Susan merasakan kontol Erwinpun mulai berdenyut. “tembakkan spermamu didalam memekku, sayang.”

"Ini dia, ini dia, terima spermaku, sayangkut!" Erwin mengerang, mukanya memerah saat meraih puncak kenikmatannya.

Tubuh Erwin melenting, kontolnya ia tekan dalam-dalam di lubang memek Susan, lahar kenikmatan mereka bertemu dilubang senggama Susan, dan membasahi kontol Erwin.

Erwin telah menyetubuhi Susan dengan seluruh kemampuan yang ia punyai, Erwin adalah seorang laki-laki jantan yang mempunyai kontol yang panjang dan besar, dengan stamina yang bagus, dan Susan tetap merasa kurang puas ia masih menginginkan kontol lagi.

Susan sangat bernafsu, gairah birahinya meledak-ledak, ia sangat kelaparan akan sodokan-sodokan kontol, Erwin menyadari bahwa Susan akan berubah menjadi perempuan yang haus akan seks setelah pengalaman seks hari ini.

Erwin tetap membenamkan kontolnya didalam lubang memek Susan, menembakkan spermanya sampai tetes terakhir.

Nampaknya Susan susah untuk betul-betul dipuaskan oleh kontolnya ini, dan Susan tahu akan hal ini, Susan menyukai dientot oleh Erwin, dan Susan ingin sisa malam ini dihabiskan dengan dientot oleh Erwin dan dengan berbagai posisi.

Dan mereka melakukan itu, mereka melakukan sampai dini hari, mereka melakukan dengan berbagai posisi, diatas matras dengan Susan diatas Erwin, lalu mereka melakukan posisi doggie style.

Tapi Susan tahu setelah ini ia akan pulang kerumah dan berakhir dengan tidur sendirian diatas tempat tidurnya.

Sekarang setelah merasakan sodokan-sodokan kontol lagi, yang pernah atau hampir ia lupakan bagaimana rasanya dientot oleh kontol, Susan akan merindukan setiap harinya sodokan-sodokan kontol-kontol yang besar yang akan memuaskan dia, yang akan membuatnya melayang-layang.