Gairah Birahi Susan 3

Suatu hari Susan bertemu dengan temannya Donita, Donita bercerita tentang seorang lelaki yang bernama Rendi, seorang lelaki berusia sekitar 30 tahun, single dan Rendi adalah seorang sales di sebuah perusahaan asuransi.

“Hari itu aku sedang dirumah sendirian,”kata Donita pada Susan.”kira-kira jam 2 siang, dan tidak ada siapapun dirumah, tiba-tiba kudengar suara bel rumahku berbunyi, kemudian ketika kubuka didepanku berdiri seorang lelaki muda dan gagah, senyumnya begitu hangat.”

Donita berkata pada Susan “Setelah memperkenalkan dirinya, pada awalnya aku tidak begitu tertarik dengan dirinya setelah mendengar ia dari perusahaan asuransi, tapi senyumnya itu tidak tahan aku dibuatnya, kupandangi dia dari atas sampai kebawah, kulihat postur tubuhnya betul-betul atletis, melihat itu aku merasakan kemaluanku mulai basah dan gatal ingin merasakan sodokan kontol, apalagi ketika kulihat diselangkangannya, nampak tonjolan dibalik celananya betul-betul membuatku penasaran. Akhirnya kupersilahkan dia untuk masuk, sampai akhirnya aku terlena dipuaskan oleh kontolnya hampir selama 3 jam.”

Gairah birahi Susan bergelora hanya dengan mendengarkan cerita Donita tentang kontol Rendi yang besar dan hangat, dalam hatinya Susan membatin ingin juga merasakan sodokan kontol Rendi, Susan ingin juga merasakan dientot oleh kontol Rendi dan Susan tidak menginginkan kontol Rendi dicabut dari lubang memeknya.

Kemudian Susan mulai mengatur strategi untuk mengundang Rendi agar dating kerumahnya berpura-pura tertarik dengan asuransi, Susan menyampaikan hal ini kepada Donita, akhirnya Donita menghubungi Rendi untuk datang kerumah Susan.

Hari itu Susan menunggu kedatangan Rendi dirumahnya, Susan tidak sabar ingin cepat-cepat merasakan kontol Rendi mengaduk-aduk lubang senggamanya, yang mulai basah karena membayangkan akan kenikmatan yang bakal ia dapatkan.

Susan mendengar bel pintunya berbunyi, tanpa membuang waktu lama Susan membuka pintunya, dihadapannya berdiri seorang lelaki yang tampan dan gagah, betul kata Donita dengan lelaki ini betul-betul gagah dan menawan hati.

“Selamat Siang,” kata Rendi sambil tersenyum.

Susan langsung merasakan gairah birahinya bergejolak mendengar suara lembut Rendi, lalu Susan mempersilahkan Rendi masuk kedalam, kemudian mereka terlibat pembicaraan, kadang-kadang mereka bercanda.

Tak lama berselang, Susan mengambil keputusan untuk tidak membuang waktu lagi dengan percuma, kemudian Susan tersenyum kepada Rendi, dengan gaya yang menggoda yang mengisyaratkan pada Rendi bahwa dirinya ingin disentuh dan dientot oleh Rendi.

“Kamu suka dengan bentuk badanku,” Susan mulai menggoda.

“Sudah pasti, tubuhmu begitu indah dan sexy,”gumam Rendi, sambil kedua matanya menatap tak berkedip kebelahan payudara Susan.”Aku akan puaskan kamu dengan kontolku yang besar ini.”

Rendi tidak membual dengan omongannya itu, Rendi mulai membuka celana dan Cdnya, dan mata Susan terbelalak saat melihat kontol Rendi yang besar dan sudah tegang itu, betul-betul besar dan sudah membengkak, panjang dengan kepala kontolnya yang mengkilat dan siap untuk menerobos lubang senggamanya.
“Oh, betul-betul besar dan panjang kontolmu itu,”Susan tersenyum sambil membuka seluruh bajunya, kemudian dengan tubuh yang sudah telanjang Susan beranjak kekamar tidurnya, sesampainya dikamar tidurnya, Susan merebahkan badannya, kedua kakinya ia kangkangkan lebar-lebar, menantikan Rendi untuk menyodokkan kontolnya.

Rendi yang mengikutinya dari belakang, melihat tubuh Susan yang sudah telanjang bulat itu mengangkang ditempat tidurnya, nafsu birahinya bertambah.

“Ini kontolku, sayang,”kata Rendi. “Tunggu sampai kontolku ini melakukan tugasnya, kamu akan ketagihan dengan kontolku saat ia mulai menerobos lubang memekmu, aku akan buat memekmu ketagihan akan genjotan kontolku, dan kemudian aku akan entot lubang pantatmu sampai kamu merintih-rintih keenakan”

Susan yang belum pernah mencoba dientot dilubang pantatnya merasa khawatir dan sedikit takut dengan apa yang akan dirasakannya nanti, tapi saat ini Susan sedang memikirkan tentang kenikmatan yang akan diterima oleh memeknya saat kontol Rendi menerobos masuk memeknya.

Rendi bergerak mendekati Susan yang sudah mengangkang diatas tempat tidurnya, kepala kontolnya yang sudah tegang men yentuh bibir memek Susan yang sudah basah, kemudian Rendi mengarahkan kontolnya dengan tangannya dan menyelipkan kontolnya dalam lubang memek Susan.

Susan merasakan kepala kontol Rendi yang besar menerobos dilubang memeknya, dan Susan merasakan kehangatan menyelimuti memeknya, suaranya mendesah-desah menandakan kenikmatan yang ia rasakan saat kontol Rendi mulai menerobos memeknya.

“Ohh, indahnya, sayanng, Oohh..enaknya.” Susan mendesah. “Masukkan yang dalam kontolmu, aku ingin merasakan kontolmu menyentuh dinding rahimku.”

Rendi bertumpu dengan kedua tangannya, sementara pinggulnya ia gerakkan kedepan, dengan sekali sentakan kuat kontolnya melesak kedalam lubang memek Susan yang sudah basah.

"Uuughhh!" Susan melenguh, tubuhnya melenting seperti busur panah merasakan desakan kontol Rendi dilubang memeknya. “Oohh, eenak sekali,,tekan lagi sayang.”

Rendi mulai memompa kontolnya, keluar masuk dalam lubang senggama Susan dengan cepat dan penuh tenaga dan betul-betul agresif.

Belum sekalipun ritme goyangan Rendi menjadi pelan, Rendi memang dating untuk mengentot, dan itulah yang dia lakukan. Kontolnya yang sudah tegang memenuhi lubang memek Susan sepenuh-penuhnya, dan dengan cara dia menggenjot kontolnya itu dilubang senggama Susan membuat lubang memek Susan semakin menjadi basah.

“Kamu betul-betul tahu bagaimana membuatku bernafsu, sayang,” Susan merintih, kedua payudaranya berguncang seiring dengan gerakan Rendi. “kamu betul-betul hebat, “

Rendi tersenyum dan tetap memompa kontolnya keluar masuk lubang memek Susan terus menerus, pinggulnya seperti melayang, naik turun dengan cepat dan kuat, dengan irama yang membuat Susan merasakan dirinya sedang dibawa mendaki kepuncak gunung, puncak kenikmatan bersetubuh yang memang disukai oleh Susan.

Susan melingkarkan kakiknya kebelakang tubuh Rendi, ini adalah cara Susan yang paling Susan sukai saat dientot, karena dengan begini Susan dapat merasakan kontol yang sedang mengentotnya akan masuk lebih dalam didalam lubang senggamanya, Susan dapat merasakan sentuhan-sentuhan kepala kontol didinding rahimnya, sehingga membuatnya bergetar, sensasi getaran yang ia dapatkan menjalar dari dinding rahimnya, keatas kearah kedua payudaranya.

Susan mulai merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, nafasnya semakin memburu, seluruh tubuhnya mulai bergetar penuh nafsu ingin dipuaskan.

“Lelaki ini betul-betul hebat,” batin Susan. “Ia mengentotku seperti orang gila! Dan ia mempunyai kontol yang sangat luar biasa dan irama genjotannya tidak pernah melemah sedikitpun” Susan merasakan kontol Rendi yang besar dan panjang keluar masuk dilubang memeknya, memicu gelora birahinya yang terpendam semenjak ia mendengar cerita tentang Rendi dari Donita.

“Memekmu sungguh sempit dan enak, sayang,” Rendi berbisik. “Aku bisa mengentotmu sepanjang malam,”

“Kenapa tidak,”Susan mendesah. “Aku punya waktu untuk itu semua.”

“Pasti akan kulakukan, karena aku tidak ada janji lagi dengan yang lainnya, dan kamu adalah yang paling indah dan sexy dari seluruh wanita yang pernah aku entot.”

Susan tersenyum mendengar itu, dan iapun mulai menggoyangkan pantatnya, dan mengangkat pantatnya saat Rendi mendorong masuk kontolnya, sehingga kedua bulu mereka bersentuhan, dan Susan merasakan biji pelernya Rendi menyentuh pantatnya.

Kedua tubuh mereka bergerak dengan erotis, penuh dengan irama nafsu yang menggelora, mereka berdua bekerja sama menggerakkan kemaluan mereka dengan indahnya, kedua bongkahan pantat Susan bersentuhan dengan paha Rendi dan biji peler Rendi saat Rendi mendorong masuk kontolnya dalam lubang memek Susan.

Tubuh Susan mulai berguncang dengan keras, sementara dinding vaginanya semakin sering meremas-remas kontol Rendi setiap kali Rendi menekan kontolnya, keringat mereka mulai mengalir dengan deras.

Mata Susan tertutup rapat, kepalanya mendongak, kepalanya bergoyang kekiri kekanan merasakan gelombang kenikmatan mengalir disekujur tubuhnya, betul-betul nikmat yang ia rasakan membuat memeknya bergairah dan membuat kedua puting susunya mencuat dan mengeras.

Susan merasakan dari cara Rendi mendengus dan melenguh dan dari cara kontolnya berdenyut, nampaknya Rendi hampir mendekati puncak kenikmatannya.

Gerakan kontolnya tidak terkendali saat keluar masuk dalam lubang memeknya, tangan dan bahu Rendi mulai bergetar, Rendi tidak mengatakan apapun selain mendesah-desah, pikiran Rendi hanya tertumpu pada pencapaian puncak kenikmatannya dan menyemburkan spermanya didalam lubang memek Susan.

“Kamu siap, sayang?” Rendi berbisik, suaranya nyaris tidak terdengar, matanya terpejam, mulutnya terbuka lebar. “kita keluar sama-sama!”

“Ohh..yeah..oohh…yeahh, sayang,”Susan merintih-rintih. “Aku juga, keluarkan spermamu, sayang.”

Gerakan mereka semakin tergesa-gesa, Rendi memompa kontolnya dilubang memek Susan bertambah cepat dan bertambah dalam, tubuh Susan mulai bergetar dengan keras, pantatnya naik turun diatas tempat tidur, seluruh tubuhnya bergerak terus menerus, menginginkan kontol Rendi masuk lebih dalam lagi didalam lubang senggamanya.

“Sekarang,”Rendi menggeram. “ Aku keluar…..”

“AKU JUGA, OOHHH..KONTOLMU NNIKMAT”Susan menjerit keenakan. “Eegghhh! Ohh. Tekan…entot…tekan…entot aku…ooohhh”

Susan merintih-rintih, matanya mendelik yang nampak hanya putihnya saja, diwajahnya terpancar rona sangat kepuasan, mulutnya terbuka, pipinya merona merah.

Lubang memeknya seperti membara menembakkan lahar kenikmatannya yang meledak-ledak menandakan terpenuhinya hasrat birahinya dan kontol Rendi sendiri menembakkan spermanya didalam lubang memek Susan.

Rendi merasakan kontolnya diremas-remas seiring dengan kedutan-kedutan memek Susan yang menembakkan lahar kenikmatannya, kontolnya berkedut-kedut dan menyentak-nyentak dibarengi dengan mengejangnya urat-urat kontolnya mengiringi puncak kenikmatan yang diraihnya, spermanya hangat dan banyak menyirami memek Susan, mengisi seluruh celah lubang memek Susan.

“Ooohhh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan ini selama hidupku,” Susan mendesah. Susan menatap mata Rendi, menyampaikan pesan semua kehangatan dan kenikmatan yang menyelimuti jiwanya saat ini betul-betul sensasi yang erotis sekali bagi dirinya.

Rendi merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, tubuhnya bergetar dengan keras saat kontolnya menembakkan sperma terakhirnya didalam lubang senggama Susan, kemudian perlahan-lahan nafasnya mulai normal, kontolnya masih terbenam dalam-dalam di lubang senggama Susan, Rendi merasakan dinding vagina Susan berdenyut-denyut perlahan, dan Rendi merasakan kontolnya basah dan hangat oleh cairan kenikmatan mereka berdua.

“Kamu, besar, kontolmu ini indah, kamu.”Susan mendesis.”Kamu baru saja melakukan apa yang kamu bilang, kamu baru saja memberikan memekku penuh sesak dengan jejalan kontolmu yang besar.”

“Oh ya, tapi aku belum selesai.”kata Rendi. “kamu ingatkan? Apa yang aku bilang bahwa aku akan mengentot lubang pantatmu, ayo berputar, aku sangat bernafsu sekali ingin mengentot lubang pantatmu!.”

Susan merasakan gairah birahinya kembali, tapi ia takut, ia membayangkan jika Rendi akan merobek lubang pantatnya. Lubang pantatnya pasti sempit sekali karena ia belum pernah merasakan dientot dilubang pantatnya.

Tetapi Susan penasaran juga, dan penuh dengan gairah birahi untuk mencoba pengalaman yang baru ini.

Susanpun membalikkan badannya, Rendi menunggu penuh nafsu, kontolnya lebih tegang daripada sebelumnya, Rendi menatap penuh nafsu bongkahan pantat Susan yang montok dan indah, Rendi melihat lipatan lubang pantat Susan berdenyut sangat menantang untuk diterobos oleh kontolnya yang sangat tegang ini.

“OK, Rendi, berikan padaku kontolmu itu.” Susan berkata lembut, tubuhnya sedikit gemetar, sedikit takut akan apa yang terjadi tapi juga penasaran untuk mengetahui bagaimana rasanya saat kontol Rendi yang besar dan sangat tegang itu menerobos masuk lubang pantatnya.

“Dengan senang hati, sayang,” Rendi menjawab. “Dengan senang hati, aku akan mengentot lubang pantatmu dengan kontolku ini, tahan!!”

Rendi meludahi lubang pantat Susan, lalu menggesek-gesekkan kontolnya diludahnya itu, ludahnya melumasi lubang pantat Susan dan kepala kontolnya, ini ia lakukan berulang-ulang sampai Rendi merasakan lubang pantat Susan cukup basah, kemudian Rendi menekankan kepala kontolnya dilubang pantat Susan dan menyentakkan kontolnya kedalam lubang pantat Susan dengan kuat, kontolnya yang besar dan panjang terbenam dalam-dalam dilubang pantat Susan.

Rendi merasakan lubang pantat Susan sangat sempit sekali, Susan sendiri berteriak merasakan lubang pantatnya telah tersumpal penuh oleh kontol Rendi, tubuhnya melompat maju dan rebah diatas tempat tidur, tapi Rendi sudah mengantisipasi gerakan Susan ini, dengan memegangi pinggul Susan, dan mendorong maju bersamaan dengan tubuh Susan yang rebah diatas tempat tidur, kontolnya tetap terbenam didalam lubang pantat Susan, Rendi dapat merasakan otot-otot lubang pantat Susan yang mencengkram kuat batang kontolnya saat ia mulai mencoba memaju mundurkan kontolnya.

“Oohh, lubang pantatmu betul-betul sempit sekali,” rendi berkata dengan penuh nafsu.”kamu betul-betul membuatku bergairah kembali,”

Susan tidak begitu merasa bergairah, ia merasakan kontol Rendi seolah merobek lubang pantatnya, ia merasakan perih dilubang pantatnya. Susan merasakan sodokan kontol Rendi seperti menyentuh isi perutnya.

Setiap Susan bergerak, kontol Rendi membuat kesakitan lubang pantatnya, Susan berkeringat dingin merasakan kontol Rendi yang menyumpal lubang pantatnya, tapi entah kenapa membangkitkan gairah birahi di memeknya, memeknya berdenyut-bergairah membuat akal sehatnya hilang.

Susan menggigit bantal, Susan merasakan sakit dilubang pantatnya tapi memeknya menjadi bergairah, kemudian ia mencoba untuk sedikit rileks agar lubang pantatnya tidak terlalu mencengkram kontol Rendi.

Rendi sendiri sudah sangat bergairah dan bernafsu sekali sehingga ia tidak memperdulikan bahwa Susan sedang kesakitan yang ia pikirkan saat ini adalah memompa kontolnya dilubang pantat Susan yang sangat sempit.

Sungguh luarbiasa yang Rendi rasakan saat ini, batang kontolnya betul-betul terjepit dengan eratnya oleh lubang pantat Susan.

Rendi menarik tubuh Susan agar menungging, dengan begitu lubang pantatnya akan lebih terbuka, dan ia mulai memompa kembali kontolnya dalam-dalam dilubang pantat Susan, dengan gerakan yang teratur.

Kontolnya menerjang dan berdenyut dilubang pantat Susan, mencoba memberikan kepuasan dalam persetubuhan kali ini, kontolnya merasakan getaran dilubang pantat Susan.

“Ayo, sayang.” Rendi berbisik pelan. “Aku tidak akan berhenti sampai lubang pantatmu penuh oleh spermaku.”

Dan Rendi memang tidak bercanda, ia mulai bertubi-tubi mengeluar masukkan kontolnya dilubang pantat Susan, maju-mundur, dalam dan lebih dalam lagi, memenuhi seluruh celah didalam lubang pantat Susan.

Tapi anehnya setelah beberapa saat, Susan mulai menyukai rasa yang ditimbulkan oleh kontol Rendi dilubang pantatnya, Susan mulai merespon sodokan kontol Rendi, Susan mulai merasakan enaknya kontol Rendi saat keluar masuk dilubang pantatnya.

Susan merasakan kontol Rendi menyentuh bagian yang paling dalam dilubang pantatnya, Susan merasakan kontol Rendi meluncur lebih dalam dilubang pantatnya, menggesek-gesek bagian-bagian yang membangkitkan gairah birahinya, membuat ia terbakar dalam nafsu dan birahinya.

Susunya mulai bergoyang seirama dengan gerakan Rendi yang memompa kontolnya, Susan merasakan nafsu birahinya menggelegak diseluruh tubuhnya, Susan merasakan perutnya seperti diaduk-aduk oleh kehangatan yang menyelimuti gairah birahinya.

“Oohh… eeenaak..belajar darimana kamu mengentot dengan cara seperti ini?”Susan bertanya dengan suara yang mendesah. “Kamu betul-betul tahu caranya mengentot lubang pantat, kontolmu mulai membangkitkan gairah birahiku.”

“Kamu sukakan.”Rendi bertanya, sambil tetap memompa kontolnya.

Rendi memompa Susan seperti anjing yang lagi birahi, dan kontolnya semakin terbenam lebih dalam di lubang pantat Susan. Rendi betul-betul menikmati persetubuhannya ini itu terpancar dari wajahnya, dorongan kontolnya semakin dalam-dalam memasuki lubang pantatnya, biji pelernya bergoyang bersentuhan dengan bibir kemaluan Susan.

Susan betul-betul sangat bernafsu sekali sekarang ini, kontol Rendi betul-betul memberikan kepuasan yang tiada taranya sehingga Susan merasakan getaran yang sangat kuat memenuhi seluruh tubuhnya.

Belum pernah Susan merasakan kenikmatan seperti ini, dari sakit yang ia rasakan tadi berubah menjadi kenikmatan, entotan dilubang pantatnya membuat Susan lebih bergairah darfipada sebelumnya.

Susan mencoba untuk melawan, tapi badannya mulai bergetar tidak terkontrol lagi, Susan merasakan tangannya seperti dari karet, Susan merasakan kegelian yang sangat dikedua kakinya saat biji peler Rendi yang berbulu menyentuh pahanya, desahan, rintihan dan lenguhan Susan semakin terdengar, pikirannya penuh dengan sensasi kenikmatan, hanya dengan merasakan kontol Rendi yang keluar masuk di lubang pantatnya, membuat memeknya menjadi basah, itilnya terasa gatal karena nafsu birahinya.

“Ooohh..aku tak tahan lagi,!”Susan melenguh.”Aku akan keluar, dan aku ingin merasakan spermamu memenuhi lubang pantatku.”

Rendi melenguh saat menyodokkan kontolnya dengan kuat di lubang pantat Susan, Sodokan-sodokan Rendi membawa mereka berdua mendekati puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka, Rendi merasakan kontolnya berdenyut-denyut bersiap untuk menembakkan spermanya, Susan sendiri merasakan lendir kenikmatannya mulai mengalir keluar dari lubang vaginanya, Susan merasakan denyutan kontol Rendi didinding lubang pantatnya, detik-detik pencapaian puncak kepuasan seperti inilah yang selalu diinginkan oleh Susan.

"Aiieeee! Aiiee! Ohhhh aku mau kelluaaarrr…!" Susan menjerit, Seluruh badan Susan mengejang dan payudaranya bergoyang seirama dengan sodokan-sodokan kontol Rendi, putingnya mengeras bagaikan karet.

"Entot aku yang keras, sayang!" Susan berteriak. "Aku tidak tahan lagi, Ooohhh..kontolmu membuatku seperti pelacur, tapi aku tidak perduli, terus entot aku yang kuat sayang.!"

Kepala Susan bergerak kekanan kekiri, mulutnya terbuka lebar mengeluarkan suara lenguhan dan desahan, matanya setengah terpejam, mukanya menampakkan kepuasan saat Susan mencapai puncak kenikmatannya.

Dan kemudian Rendi menembakkan spermanya, kontolnya semakin mengeras dan mengejut-ngejut, kontol Rendi memuntahkan sperma yang banyak
dilubang pantat Susan.

Susan mengimbangi dengan menggoyangkan pantatnya, mengedut-ngedutkan otot lubang pantatnya, lubang pantatnya mencengkram dengan erat batang kontol Rendi, Susan seperti gila merasakan kenikmatan yang sangat hebat, saat ini Susan merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat saat meraih puncak kenikmatannya yang sangat luar biasa ini, mulutnya mengerang, mendesah dan melenguh.

Akhirnya kedua tubuh insan ini jatuh ditempat tidur saat tetes terakhir lahar kenikmatan mereka menetes dari kemaluan mereka, nafas mereka terdengar tersengal-sengal. Tak lama kemudian tubuh Rendi bergulir dari atas tubuh Susan, terlihat kontolnya mengkilat karena cairan sperma bercampur dengan cairan dari pantat Susan, sementara dari lubang pantat Susan terlihat sperma Rendi mulai mengalir perlahan menuju ke Vaginanya yang saat itu juga sedang mengalir cairan kenikmatannya, cairan kenikmatan mereka bercampur dan mulai menetes keatas tempat tidur.