Dewi - Pesta Penyambutan

Dewi menekan bel kamar hotel yang sesuai dengan surat dari suaminya, tak lama kemudian pintu kamar tersebut terbuka, seraut wajah yang dikenal oleh Dewi, wajah Erwin, Dewipun tersenyum manis saat melihat Erwin, Dewi menyambut uluran tangan Erwin untuk bersalaman, lalu Erwin mempersilahkan Dewi untuk masuk.

Dewi melihat suaminya sedang asyik berbincang dengan 2 orang yang tidak ia kenal, dan ia juga melihat Mira sekretaris suaminya sedang menata makanan, Dewipun menghampiri Mira dan menyapanya, iapun kemudian membantu Mira, sementara itu Hendro menghampiri istrinya dan memberikan ciuman di pipi kiri dan kanan Dewi.

Hendro kemudian menjelaskan maksud dari pesta ini kepada istrinya, yaitu tentang pengangkatan Dewi sebagai Direktur Operasional, Dewi terkejut mendengarnya dan segera menolaknya dengan alasan ia tidak bisa menerima posisi itu karena ia tidak mempunyai pengalaman, Hendro menjelaskan bahwa tugas Dewi hanyalah mengawasi kegiatan perusahaan dan Mirapun bias membantu semuanya, yang di iyakan oleh Mira dengan anggukan kepala dan senyuman.

Setelah cukup panjang lebar Hendro menjelaskan kepada Dewi dan meyakinkannya bahwa tugas ini sangat mudah, dan sambil bercanda Hendro menambahkan bahwasanya Dewi akan mempunyai penghasilan sendiri, akhirnya dengan berat hati Dewipun menyanggupinya, Hendropun senang mendengar kesanggupan istrinya, sambil memeluk tubuh Dewi, ia kecup bibir istrinya dengan lembut, Dewi yang mendapat kecupan itu menjadi malu karena suaminya melakukan hal tersebut di depan orang.

Pesta penyambutan dimulai, setelah Dewi mendapatkan ucapan dan salaman dari yang ada di kamar itu, sambil menikmati hidangan yang ada, Dewipun di perkenalkan oleh suaminya kepada Andri dan Tomi, keduanya adalah relasi perusahaan yang sangat loyal, karena setiap ada pekerjaan mereka selalu memberikan pekerjaan tersebut kepada Hendro dan Erwin.

Andri yang usianya diatas 40tahun, dengan potongan tubuh yang tidak terlalu tinggi dan perut agak membuncit, sementara Tomi yang usianya juga diatas 40tahun, berperawakan lebih tinggi sepantaran dengan Erwin, tubuh Tomi yang tegap dengan dada yang bidang, sungguh kontras perbandingan antara Andri dan Tomi, Dewipun menyalami mereka yang disambut dengan jabatan erat mereka sambil keduanya memberikan ucapan selamat saat bersalaman.

Obrolan-obrolan ringanpun menyertai acara santap malam itu, tanpa terasa dewi dan Mira sudah 2 gelas menenggak minuman mereka, dan saat itu mereka merasakan keanehan pada tubuh mereka, mereka berdua merasakan gatal di vagina, kelentit dan kedua puting payudara mereka, Dewi dan Mira tidak tahu bahwa minuman yang mereka minum sudah diberi tambahan obat perangsang oleh Hendro, sementara mereka juga merasakan kegerahan yang melanda tubuh mereka.

Hendro yang melihat pipi Dewi mulai memerah, seulas senyum tersungging di bibirnya, nampaknya obat perangsangnya sudah mulai bekerja, kemudian tangannya memeluk pinggang Dewi, dan mulai meraba-raba punggung Dewi yang terbuka lebar, mendapatkan rabaan di punggungnya, gairah birahi Dewi semakin meningkat, rasa gatal di bagian daerah sensitifnya semakin menjadi, sementara itu Erwin yang melihat Hendro mulai beraksi, iapun segera memulai aksinya dengan mendekati Mira, tangannya mulai menggenggam tangan Mira dan meremasnya dengan lembut, Mira merasakan rasa aneh yang menjalar saat tangannya diremas Erwin, sementara Mirapun merasakan rasa gatal yang sama seperti yang dialami oleh Dewi.

Sementara itu Andri dan Tomi tersenyum menyaksikan ulah kedua relasinya, tapi sesuai dengan perjanjian mereka, Andri dan Tomi tidak beranjak dari tempat mereka sampai mereka mendapatkan signal dari Hendro dan Erwin, tangan kiri Hendro mulai menyelinap masuk ke gaun malam Dewi dari arah belakang, tangannya mulai menyentuh pinggiran payudara Dewi yang sebelah kiri, tangan Hendro mulai merabai pinggiran payudara tersebut, Dewi mendesis merasakan sentuhan tangan Hendro di payudaranya,

“Sssshhhh…mas, jangan mas, ssshhh…malu…ada orang lain, mas….,”Dewi mendesis.

Hendro tidak menanggapi penolakan istrinya tersebut, tangannya semakin menyelusup jauh merayapi payudara Dewi, jari-jemarinya mulai memilin-milin puting payudara Dewi, Dewi semakin merasakan rasa geli yang mendera tubuhnya semakin menjadi akibat pilinan jari Hendro, tangannya berusaha menahan tangan Hendro yang sedang asyik memilin-milin,

“Mas…jangan…mas, malu….ssshhhh…,”Dewi mendesis kembali menahan gejolak birahinya.

Sambil berusaha menahan gairah birahinya yang semakin meninggi, Dewi merasa heran dengan aksi Hendro ini, selama ia menikah dengan Hendro belum pernah sekalipun Hendro merangsang dia seperti yang Hendro lakukan sekarang, apalagi sekarang ini di depan orang.

“Maaasss…. Ssshhhh…. Maaassss…. Maluuu…ssshhh…ooohhh…ssshhh…,” kembali Dewi merintih lirih masih berusaha menolak rangsangan Hendro.

Hendro yang mulai istrinya merintih tapi masih berusaha menolak, bukannya menghentikan tetapi malah menambahi aksinya itu, Hendropun mulai menciumi tengkuk Dewi, dan tangan kanannya menarik tali gaun yang berada ditengkuknya Dewi itu hingga terlepas, akibatnya payudara Dewipun terpampang, terlihat tangan kiri Hendro yang sedang asyik memilin-milin puting kiri susu Dewi dan meremas-remasnya, Andri dan Tomi menelan ludah melihat payudara Dewi yang montok dan besar itu, keduanya ingin segera menghampiri Dewi untuk ikut meremas-remas payudara itu, tapi keduanya hanya dapat menghela nafas karena terbentur dengan perjanjian mereka, sementara itu Erwin yang pernah merasai dan meremas-remas payudara tersebut, ingin juga Erwin kembali dapat merasakan gumpalan payudara Dewi itu.

***************

Mira yang menyaksikan Dewi merintih dan mendesis akibat perlakuan Hendro, semakin terangsang, kedua putingnya semakin gatal ia rasakan, kelentitnya juga semakin gatal minta dielus-elus, nafasnya semakin memburu menahan gejolak birahinya, Erwin tahu bahwa gelombang birahi sudah melanda Mira, sambil tetap memegangi tangan Mira, Erwinpun mulai menciumi tengkuk Mira dari arah belakang, sehingga membuat Mira menggelinjang kegelian,

“Ssshhhh….Paaak.., sssshhhh….jaaangaaan, paaak, saaya..sudah bersuaamiii,” Mira mendesis.

Erwin tidak menghentikan kegiatannya, kedua tangannya mulai meremas-remas pundak Mira dengan lembut, Mirapun semakin menggelinjang menahan gejolak birahinya yang semakin meninggi, dari mulut Mira terdengar suara memohon agar Erwin menghentikan aksinya, tapi tubuhnya tidak memperlihatkan gerakan menolak, Erwin melihat pundak Mira yang mulus dan halus setelah ia berhasil melucuti blasernya Mira, saat itu Mira hanya mengenakan baju terusan model kemben warna hitam dan atasannya Mira mengenakan Blaser warna putih, sehingga saat blaser itu terlepas pundak Mira yang halus dan mulus itu terpampang di mata Erwin, yang langsung menciumi pundak itu.

Tangan Erwin semakin nakal baju model kemben tersebut ia peloroti sampai sebatas pinggang, BH hitam Mirapun terpampang di hadapan mata Andri dan Tomi, kedua orang inipun semakin menelan air ludah mereka, di hadapan mereka sekarang terpampang payudara Dewi dan payudara Mira yang masih terbungkus, kedua tangan Erwinpun mulai melepaskan kaitan BH Mira, setelah terlepas BH tersebut ia biarkan terjatuh kelantai, payudara Mira yang tidak sebesar payudara Dewipun mulai diremas-remas oleh Erwin, jari jemarinya Erwinpun mulai memilin-milin kedua putingnya, akibatnya Mira semakin merintih dan mendesis masih berusaha menolak aksi Erwin, tapi tubuhnya terutama kedua puting dan kelentitnya seolah meminta Erwin untuk terus melakukan aksinya, Mira merasakan enak dan geli saat kedua putingnya itu di pilin-pilin dan kedua payudaranya diremas-remas oleh tangan Erwin.

Kedua tangan Mira yang tadinya berusaha menahan laju tangan Erwin di payudaranya sekarang kedua tangannya itu mulai meremas-remas kepala Erwin, Erwinpun tersenyum saat merasakan tangan Mira mulai meremas-remas kepalanya, sambil masih tetap menciumi tengkuk dan pundak Mira dan tangan kiri masih bermain di payudara Mira, tangan kanannya mulai merayap turun ke selangkangan Mira, Erwin merasakan CD Mira sudah lembab oleh cairan birahi Mira, kemudian jemarinya mulai menari di selangkangan Mira, Mira merasakan kelentitnya semakin gatal akibat sentuhan tangan Erwin walaupun tangan Erwin dan kelentitnya masih dihalangi oleh CDnya, elusan-elusan tangan Erwin yang bermain diselangkangannya itu semakin membuat gairah birahinya semakin meninggi.

“Sssshhhh….oooohhh…paaak, sssshhhhhh……. ooohhhhh…… sssssshhhhh… sssshhhh,”desah Mira, suara penolakannya berganti dengan desahan nikmat merasakan permainan tangan Erwin.

***************

Dengan waktu yang hampir bersamaan Dewipun mendesah keenakan saat merasakan tangan suaminya mulai menjelajahi selangkangannya, elusan tangan Hendro di daerah selangkangannya semakin membuat kemaluan Dewi itu semakin basah, Hendro merasakan CD Dewi semakin lembab,

“Ooohhhh…sssshhhhh….aaaahhhhhh…maassss… ssshhhh….ooohhhh,” desah Dewi.

Andri dan Tomi yang melihat gelinjang tubuh Dewi dan Mira saat menerima serangan Hendro dan Erwin serta suara-suara desahan Dewi dan Mira, semakin membuat nafsu birahi mereka berdua bertambah meninggi, mereka merasakan sesaknya celana mereka karena desakan kemaluan mereka yang semakin menegang, begitupula dirasakan oleh Hendro dan Erwin yang sedang bergerilya di tubuh Dewi dan Mira, kemaluan mereka berdua sudah tegangan tinggi.

Hendro dengan cepat segera melucuti CD dan gaun Dewi, sehingga Dewipun telanjang bulat, melihat selangkangan Dewi yang semak-semaknya tertata rapi dan belahan vaginanya, Andri dan Tomi menelan ludah, mereka berdua ingin secepatnya merasakan tubuh Dewi, setelah selesai melucuti pakaian Dewi, Hendropun mencopot semua pakaian yang dikenakannya.

Erwinpun melakukan hal yang sama dengan cepat rok dan CD Mira ia loloskan sehingga tubuh Mirapun telanjang bulat, kembali Andri dan Tomi hanya dapat menelan ludah melihat tubuh Mira yang tidak kalah indah dan seksi dengan tubuh Dewi, yang membedakan adalah payudara mereka dan selangkangan mereka, vagina Dewi dengan rumput hitamnya yang tertata rapi, dan vagina Mira yang rimbun dan tidak tertata rapi, tapi mereka tetap dapat melihat garis bibir vagina Mira.
Hendro dan Erwin secara bersamaan kembali melanjutkan serangan mereka dari arah belakang Dewi dan Mira, sambil agak membimbing mereka ke arah sofa, Dewi dan Mirapun hampir secara bersamaan berpegangan pada sandaran kepala sofa, sementara kaki mereka berlutut di sofa tersebut, sementara saat Dewi dan Mira mengatur posisi mereka, tangan Erwin Dan Hendro tidak pernah terlepas sedetikpun dari selangkangan Dewi dan Mira, desahan-desahan enak terus mengalir keluar dari mulut Dewi dan Mira, kemaluan merekapun semakin basah.

Setelah merasa puas mengerjai Dewi dan Mira dan merasakan vagina kedua perempuan ini semakin basah, Hendro dan Erwin mulai melakukan penetrasi ke lubang vagina kedua perempuan tersebut,

Slleeeeppppp….. Hendro menyelipkan kepala kontolnya ke lubang vagina Dewi dan dengan sekali hentakan iapun mendorong masuk kontolnya kedalam lubang vagina Dewi, Bleeeeessssssss…… dengan mudah kemaluan Hendro menerobos masuk di lubang Dewi, Dewi tersentak akibat dorongan Hendro tersebut, lenguhanpun terdengar dari mulut Dewi.

Sleeeeeepppppp…. Erwinpun dengan waktu yang bersamaan menyelipkan kontolnya di lubang vagina Mira, lalu Erwinpun mulai mendorong masuk kontolnya perlahan-lahan, Bleeeeeessssss…… Mirapun terhenyak merasakan lesakan kemaluan Erwin yang menyelinap masuk kedalam lubang senggamanya, Mirapun melenguh menikmati lesakan kontolnya Erwin.

Andri dan Tomi yang melihat kedua rekannya mulai melakukan penetrasi semakin terangsang, keduanya segera melucuti pakaian mereka semua, terlihat kedua kemaluan mereka sudah berdiri dengan tegaknya siap untuk bertempur, tapi mereka tetap patuh pada perjanjian mereka tidak mendekati kedua pasangan itu sebelum di beri tanda oleh mereka.

Hendro mulai menggerakkan kontolnya keluar masuk di vagina Dewi, Erwinpun melakukan hal yang sama dengan mengeluar masukkan kontolnya di memek Mira, Dewi dan Mira berbarengan merintih-rintih keenakan merasakan keluar masuk kemaluan Hendro dan Erwin di vagina mereka.

“Ooooohhhh…maassss… aaaahhhh…ssshhhh…aaaahhhh…ooohhhh…. ,”Dewi merintih keenakan dientot oleh suaminya, untuk pertama kalinya ia merasakan enak saat disetubuhi oleh suaminya, hal ini membuat Dewi heran tapi ia tidak mau berpikir karena ia ingin menikmati nikmatnya persetubuhan dengan suaminya ini.

“Shhhhh…ooohhhh…ssshhhh…oooohhh,..ssshhhh…oooohhh, ”Mirapun merintih keenakan merasakan enaknya disetubuhi oleh Erwin, rasa enaknya berbeda dengan saat disetubuhi oleh suaminya.


Mira dan Dewi tidak mengetahui bahwa rasa enak mereka itu dipengaruhi oleh obat rangsang yang telah mereka minum tanpa sadar, mereka berdua merem melek menikmati genjotan Erwin dan Hendro, sodokan-sodokan kemaluan Erwin dan Hendro keluar masuk dengan irama perlahan tapi mantap apalagi saat mereka melesakkan batang-batang kemaluan mereka, mereka melesakkan kemaluan mereka dengan kuat dan dalam sehingga membuat Dewi dan Mira selalu tersentak kedepan.

Tak lama kemudian Hendro dan Erwin segera memberi tanda kepada Andri dan Tomi untuk menghampiri posisi mereka, Andri dan Tomi dengan penuh gembira menghampiri mereka, keduanya segera menghampiri tubuh Dewi dan Mira, tangan Andri dengan segera menggerayangi kedua payudara Dewi, Andri yang dari tadi sudah sangat bernafsu melihat payudara Dewi itu, terutama saat Dewi sedang digenjot dari belakang oleh Hendro, kedua payudara Dewi yang besar itu bergoyang kedepan dan kebelakang seirama dengan genjotan Hendro, Andri langsung meremas-remas kedua payudara tersebut, sambil menatap Hendro seolah meminta ijin kepada Hendro, melihat anggukan Hendro yang masih asyik menggenjotkan kontolnya itu, Andri mulai menciumi Dewi, tangan meremas mulut beraksi, bibir Andri dan Dewipun bertautan, kedua lidah merekan menari, kadang dirongga mulut Dewi, kadang dirongga mulut Andri.

“Hhhhmmmm… sshhhhh…hhhmmm…oooohhh….aaaaahhh….hhhmmmppp…,” Dewi semakin melenguh menikmati persetubuhan ini, serangan Hendro di vaginanya ditambah dengan serangan Andri di payudaranya dan bibir mereka yang bertautan membuat Dewi merem melek merasakan nikmatnya dientot oleh suaminya ini.

Tomipun tidak mau kalah langkah dengan Andri, iapun lalu menerkam payudara Mira yang lebih kecil, kedua payudara tersebut ia remas-remas dan di hisap-hisapnya bergantian kiri dan kanan, Mirapun meradang keenakan merasakan hisapan-hisapan mulut Tomi di payudaranya, serta remasan-remasan tangan Tomi di payudaranya, Mira semakin merasa geli dan nikmat saat Tomi mulai menjilati kedua putingnya, ditambah dengan genjotan batang kemaluan Erwin di vaginanya yang semakin gencar, desahan kenikmatannya keluar tanpa hentinya dari mulut Mira.

“Oooohhhh…. Ssshhhhh… aahhhhh… ooohhh…. aaaahhh… ssshhhh…. oooohh,” Mira mendesah-desah tanpa henti.

Kedua wanita ini betul-betul dimabuk rasa nikmat akibat keroyokan empat lelaki ini, apalagi ditambah dengan obat perangsang yang telah mereka minum, yang menambah tubuh terutama payudara dan putingnya serta kelentit dan lubang vaginanya semakin bertambah gatal dan enak akibat perlakuan ke empat lelaki itu.

Dewi sudah tidak mau memikirkan lagi tentang apa yang akan dikatakan oleh suaminya nanti, yang penting untuknya adalah menikmati semuanya, tapi ia sendiri merasa heran, setelah tadi ia heran dengan aksi suaminya yang merangsangnya, sekarang ia heran dengan ketahanan suaminya dalam menyetubuhinya, tapi Dewipun tidak mau berpikir panjang tentang hal ini, apalagi Hendro semakin gencar mengeluar-masukkan kontolnya, dan Andri yang semakin nakal mempermainkan payudaranya, Dewipun mendesah-desah keenakan, matanya setengah terpejam menikmati sensasi persetubuhannya ini, tubuhnya terlihat gemetar menahan terjangan ombak birahinya yang menghantamnya bertubi-tubi.

Sedang enak-enaknya Dewi dan Mira menikmati sensasi persetubuhan itu, tiba-tiba saja Hendro dan Erwin dengan hampir bersamaan mencabut pedang wasiat mereka dari jepitan vagina Dewi dan Mira, setelah mereka saling memberi tanda, kemudian mereka bertukar tempat, dengan gerakan yang cepat mereka berdua mulai meneroboskan batang kemaluan mereka kedalam lubang vagina Dewi dan Mira.

Dewi yang sempat kaget akibat suaminya menarik kontolnya dari dalam lubang vaginanya dan merasakan kehilangan sesuatu dari jepitan memeknya itu terobati saat Erwin meneroboskan kontolnya dengan cepat, Dewi merasakan memeknya menjadi penuh sesak oleh jejalan kontolnya Erwin yang ukurannya lebih besar dari suaminya itu, iapun melenguh dan tubuhnya tersentak kedepan akibat sodokan Erwin tersebut, sementara itu Mira mengalami hal yang sama dengan Dewi, saat ia sedang enak-enaknya menikmati gocekan kontolnya Erwin itu, Mira sempat kehilangan saat Erwin mencabut kontolnya tiba-tiba, tapi tidak terlalu lama Mira menunggu karena Hendro kemudian menggantikan posisinya Erwin, hanya yang Mira rasakan adalah memeknya tidak sepenuh sesak saat kontolnya Erwin di lubang memeknya itu.

Hendro yang merasakan vagina Mira sedikit longgar, tidak kehilangan akal, di rapatkannya kaki Mira, sehingga baik Mira maupun Hendro merasakan lubang memek Mira menyempit dengan posisi kaki yang dirapatkan tersebut, Hendropun mulai memompa kontolnya keluar masuk di vagina Mira, Mirapun kembali merintih-rintih keenakan menikmati sodokan-sodokan kontolnya Hendro, sementara di payudaranya Mira melihat Andri sedang asyik mengemut-emut kedua puting payudaranya bergantian kiri dan kanan, rupanya Andri dan Tomipun sama-sama bertukar tempat saat Hendro dan Erwin bertukar tempat.

Erwin dengan semangat 45 mulai menyodok-nyodokkan kontolnya di lubang vagina Dewi, Erwin memang sudah lama memendam keinginannya untuk menyetubuhi Dewi lagi, hanya ia belum pernah ada kesempatan yang terbuka untuk itu (baca : episode Dewi - Erwin, client suamiku), Erwin memang memendam rindu ingin merasakan jepitan vagina Dewi, itu terlihat dari cara ia menyodok-nyodokkan kontolnya, tubuh Dewi tersentak-sentak kedepan akibat sodokan-sodokan Erwin, kedua payudaranya terombang-ambing kedepan kebelakang seirama dengan gerakan maju mundurnya Erwin, Tomi yang sedang berusaha untuk mengemut payudara itu menjadi kesulitan, terpaksa ia hanya bisa meremas-remas payudara Dewi tersebut, lalu dengan bertumpu pada kedua lututnya Tomi memposisikan tubuhnya disamping wajah Dewi, sehingga kontolnya yang sudah sangat tegang dan mengeluarkan getah bening itu tepat berhadapan dengan wajah Dewi, Tomipun sambil meremas-remas payudara Dewi sambil menyodorkan kontolnya itu kebibir Dewi, Dewipun dengan segera menyambut batang kemaluan Tomi itu, sambil tangan kiri Tomi meremas-remas kepala Dewi dan tangan kanannya meremas payudara Dewi, Tomipun merem-melek menikmati selomotan mulut Dewi di kontolnya itu.

Andri yang melihat aksi Tomi itu, dengan segera iapun menyodorkan kontolnya itu ke depan bibir Mira, Mirapun mulai mengecupi dan menjilati kepala kontolnya Andri, sambil tangan kanannya meremas-remas batang kemaluan itu, tentu saja Andri jadi mengerang keenakan dengan ulah Mira itu, tidak hanya itu saja kadang-kadang batang kemaluan tersebut ia masukkan kedalam mulutnya sambil dihisap-hisapnya, sehingga Andri bertambah keenakan merasakan kuluman dan hisapan mulut Mira itu.

“Ooougghhhh… hisaaappp…terus….hisaapp.. aaaaghhh…. ,”Andri mengerang keenakan menikmati hisapan-hisapan Mira.

“Aaaaghhh… ssshhhh…. Aaaaggghhhh… ssshhhh…. Terusss…terusss.. hisap juga kontolku … ssshhhh….,” Tomipun mengerang menikmati kuluman Dewi.

Sementara Andri dan Tomi sedang merem-melek menikmati selomotan-selomotan Dewi dan Mira, Hendro dan Erwinpun sedang menikmati jepitan lubang vagina Dewi dan Mira, keduanya dengan gerakan cepat dan tekanan yang dalam serta kuat mengeluar masukkan batang kemaluan mereka, mereka berduapun melenguh-lenguh keenakan merasakan jepitan serta geseran-geseran kemaluan mereka dengan dinding vagina Dewi dan Mira.

“Uuugghhh… enaaakk… ssshhh… nikmaatt… memekmu..ini…. ssshhh… ooogghh. Gak kuat…akuu…oooghhh….sshhh… aakuu mmau keluar…ooogghhh,” Hendro meraung merasakan enaknya jepitan memek Mira.

“Ssshhhh… ooooohhh…. Ssshhhh… Wi… oooohhh… memekmu…ssshhhh… aaahhhh…. Legit betul…aaaghhhhh… aakuuu tak tahan lagi… aku mmauuu…keluar ...oooooggghhh…,”Erwinpun mendesah merasakan sempitnya memek Dewi.

“Ooogghhh….jangan keluarin didalam…aaaaggghhh… ssshhhh… pak..Hen… cabut kontolmu…pak… sshhhh…,”Mira merintih menyuruh Hendro untuk mengeluarkan pejuhnya di luar.

Hendropun dengan segera mencabut kontolnya dan memegangi kontolnya tersebut sambil di kocok-kocoknya, dalam hitungan detik rudal Hendro menyemprotkan air maninya ke punggung Mira,

“Aaaarrrrrgghhhhh….Miiirrrrr…. Akku keluarrrr…. Ssshhhhh… aaaaggghhhh….,,” Hendro mengerang menikmati terjangan air maninya yang menyemprot keluar.

Ccreeeettt…. Cccreeeetttt… ccreeetttt…. Mira merasakan punggungnya hangat karena semprotan air mani Hendro tersebut.

Andri yang melihat Hendro telah tuntas menyelesaikan hajatnya segera berpindah tempat, dengan gerakan cepat kontolnya ia selusupkan kelubang vagina Mira, dengan mudah kontolnya menyelusup masuk kedalam lubang vagina Mira, dan Andripun mulai menggenjotkan kontolnya itu keluar masuk di lubang memek Mira, Mirapun mulai kembali mengerang-erang keenakan, menikmati batang kemaluan yang ketiga yang menerobos di lubang memeknya ini.

****************

Dengan waktu yang hampir bersamaan Erwinpun mencabut kontolnya dari jepitan vagina Dewi, sambil mengocok-ngocoknya, kemudian pedang pusakanya itu mulai menyemburkan cairan kental berwarna keputihan kepunggung Dewi,

“Ooooggghhh…. Aaaaagghhhh… aaaku keluaar… Wi, oooggghhh… enaak…memekmu… betul-betul enaaakk.. ssssshhhhh…. ,”Erwin mengerang menikmati puncak kenikmatan yang berhasil ia raih, sebetulnya Erwin ingin membenamkan kontolnya itu dalam-dalam di lubang vagina Dewi saat menyemburkan spermanya, tapi karena Hendro yang berada di ruangan itu, ia membatalkan niatnya apalagi ia melihat Hendropun mencabut kontolnya dari jepitan memek Mira untuk mengeluarkan pejuhnya.

Cccreeeeettttt… ccreeetttt… ccreeetttt…. Dewipun merasakan hal yang sama seperti Mira, ia merasakan punggungnya menjadi basah dan hangat oleh semburan sperma Erwin.

Tomi segera melepaskan genggaman tangan Dewi di kontolnya, kemudian ia beranjak kebelakang Dewi, dengan segera ia arahkan kontolnya kelubang vagina Dewi, kemudian dengan sekali hentakan kuat Tomi mendorong masuk kontolnya itu dalam-dalam di lubang vagina Dewi, Dewipun terhenyak merasakan lesakan kemaluan Tomi itu, kontolnya Tomi ini adalah yang ketiga pada hari ini yang berhasil menyelusup masuk kedalam rongga senggamanya, seperti juga Mira yang mengalami hal yang sama hanya berbeda pada batang kemaluan yang ketiga saja, Dewipun mulai menikmati keluar masuk kontolnya Tomi itu, lenguhanpun kembali terdengar keluar dari mulutnya.

“Oooohhh…sshhhh…aaagghhh…enaakk…nikmat…terus genjot kontolmu…aagghhh… tekaan..yang kuat …yang dalam…ooughhh… iyaahhh.. hmmm…ooughhh…teruss… entot memekku jangan berhenti…buat akuuu…puaaassss…aaargghhh…,” erangan Dewi terdengar semakin menjadi-jadi saat menerima sodokan-sodokan batang kemaluan Tomi di lubang senggamanya.

“Arrghhh…ssshhhsss..aaaghhh… puaskan akuuuu… oooghhh…. Genjot kontolmu…ituuu aaahhh…enaakk..eenaaakkk…ooougghhh… yang dalam….iyaaahh..begitu….,” erangan Mirapun terdengar hamper bersamaan dengan erangan Dewi saat menerima hajaran batang kemaluan Andri di memeknya.

“Oougghh..memekmu juga enaak…sayaaang…kontolku terasa ketat oleh jepitan lubang memekmu ini…aaaaghhhhh…,”Tomi mengerang sambil terus mengeluar masukkan kontolnya di lubang vagina Dewi.

“Aaarrghhh…enaak memekmu ini….aaaagghhh…gak nyeeseelll.. aku ngentotmu…Mir… kontolku seperti dipilin-pilin oleh memekmu.ini…aaaagghh…nikmaaatt..ngentotmu..Mir… ooohhhh….,”Andripun mengerang merasakan jepitan dinding lubang memek Mira.

Tomi dan Andri seolah berlomba saat menggenjot memek Dewi dan Mira, keduanya memaju-mundurkan kontolnya dengan penuh semangat, suara berkecipak terdengar saat Tomi dan Andri menekan kontolnya kedalam lubang memek Dewi dan Mira, suara berkecipak itu akibat dari beradunya selangkangan Tomi dan Andri yang basah oleh keringat dengan suara pantat Dewi dan mira yang juga berkeringat menambah suasana semakin bergairah.

Hendro menghampiri istrinya yang sedang menikmati sodokan-sodokan kontolnya Tomi, kemudian Hendro meraih kedua payudara Dewi yang sedang terombang-ambing karena sodokan-sodokan Tomi, dan mulai meremas-remasnya dengan penuh nafsu tidak cukup dengan hanya meremas-remas saja, tangan Hendropun menambahi dengan pilinan-pilinan lembut di kedua putingnya, membuat Dewi semakin menggelinjang keenakan, dan suara erangan Dewi semakin sering keluar dari mulutnya.

Tak lama tangan kanan kanan Hendro mulai merayap kebawah, menuju selangkangan Dewi, jari-jemarinya mulai memainkan kelentit Dewi, tanpa mengganggu gerakan kontolnya Tomi, sementara tangan kirinya masih aktif bergerilya di kedua payudara Dewi, kadaang meremas kadang memilin-milin putingnya, aksi Hendro semakin membuat Dewi mengerang keenakan.

Erwinpun melakukan hal yang sama, kedua payudara Mirapun jadi sasaran tangan kanannya, sementara tangan kirinya bergerilya di kelentit Mira, Mirapun merintih-rintih keenakan menikmati permainan tangan Erwin di kedua payudara dan kelentitnya saat memeknya menerima sodokan-sodokan kontolnya Andri.

Kedua wanita itupun semakin mendesah, merintih dan mengerang keenakan, menikmati permainan keempat orang lelaki di tubuh mereka, Dewi dan Mira mulai merasakan puncak kenikmatan mereka akan segera mereka rengkuh, keduanya semakin liar bergerak menyambut sodokan-sodokan batang kemaluan Tomi dan Andri.

“Oouughhh…terusss….aaachhh… aku mau kellluuaaarr… aachh terus entot aku…genjot aku… yang dalam tekan yang dalam…kontolmu masukkan lebih dalam lagi di memekku… aaacchhhh….enaaakkk….aaaaccchhh… akkkhuuu… kelluuuaaarrr..,” Dewi dan Mira menjerit hampir bersamaan saat mereka berhasil meraih puncak kenikmatan persetubuhan mereka ini.

Ssssrrrrr…. Ssssrrrrr… sssrrrrr… ssrrrrr… ssrrrrrrr… ssrrrrrr kedua lubang vagina mereka menyemburkan lahar kenikmatan, sementara dinding vagina mereka berkedut-kedut saat menyemburkan cairan nafsu mereka.

Tomi dan Andri merasakan batang kemaluan mereka seolah-olah dipijat-pijat oleh dinding senggama Dewi dan Mira, dan mereka juga merasakan batang kemaluan mereka menjadi hangat disembur oleh cairan kenikmatan Dewi dan Mira, dari jeritan nikmat Dewi dan Mira dan dari pijatan dinding vagina mereka serta semburan hangat di batang kemaluan mereka, Tomi dan Andri tahu bahwa Dewi dan Mira telah mencapai puncak senggama mereka.

Tomi dan Andri semakin mempercepat gerakan keluar masuk batang kemaluan mereka, karena mereka berdua sudah merasakan desakan lahar kenikmatan mereka yang sudah mencapai ujung kepala batang kemaluan mereka, dan dengan hamper berbarengan mereka menghentakkan dengan kuat kontolnya masing-masing kedalam lubang senggama Dewi dan Mira,

Creeeettttt….creeetttt…creeetttt…ccreeetttt….ccree ettttt

Kontolnya Tomi dan Andri menyemburkan air mani mereka dengan kuat didalam lubang senggama Dewi dan Mira, Tomi dan Andri tidak mengikuti tingkah Hendro dan Erwin saat mencapai puncaknya, mereka tidak mencabut batang kemaluan mereka dan menyemburkan lahar kenikmatan mereka diluar tapi mereka malah menekan dalam-dalam kontolnya dan menyemburkan sperma mereka di dalam rahim Dewi dan Mira, seolah mereka tidak mau melepaskan saat-saat kenikmatan terakhir mereka didalam lubang senggama Dewi dan Mira.

“Ooougghhh…. Eeeenaaaakk… meemeekkkmu…enaaakkkk… aakuuu keluaarrrr..,” Tomi dan Andri mengerang bersamaan saat kontolnya mereka menyemburkan sperma di rahim Dewi dan Mira.

Hendro kaget melihat kelakuan Tomi yang menyemburkan air maninya di dalam rahim istrinya, ia takut istrinya hamil oleh sperma Tomi, dengan cepat Hendro mendorong tubuh Tomi sehingga kontolnya terlepas keluar dari jepitan vagina Dewi, Tomi yang saat itu sedang menikmati saat-saat terakhir kontolnya berkedutan dalam jepitan vagina Dewi yang sedang berkedut juga menjadi kaget, sementara Dewipun ikut kaget aksi Hendro.

“Kamu gila….kan sudah kubilang keluarkan diluar.. kalau istriku hamil nanti gara2 sperma bagaimana jadinya,” Hendro setengah berteriak ke Tomi.

“Sorry… Hen, sorry… aku lupa, sakin enaknya menikmati memek istrimu,” Tomi menyeringai ketir.

“Mas… sudah jangan marah…akan kukeluarkan spermanya.. sekarang,” Dewi berkata kepada Hendro menenangkan, sambil ia beranjak ke toilet untuk menyiram kemaluannya, dan ia tidak mungkin memberitahukan kepada Hendro bahwa sebetulnya ia tidak akan bisa hamil karena menggunakan spiral.

Sementara itu Andri yang sedang menikmati saat-saat terakhir kontolnya menyemburkan spermanya tidak terusik dengan kejadian itu, ia betul menikmati pijatan-pijatan dinding vagina Mira, dan Mirapun menikmati kedutan-kedutan kontolnya Andri dan semburan sperma Andri yang ia rasakan hangat di dinding vaginanya.

Tak lama kemudian Andripun mencabut kontolnya dari jepitan vagina Mira, dan dari memek Mira terlihat lahar putih milik Andri mulai mengalir keluar dengan perlahan, dan Mirapun beranjak menuju toilet untuk membersihkan badan dan kemaluannya, sementara ke empat lelaki itu duduk dengan mulut yang tersungging senyum kepuasan.

Selang tak lama Dewi dan Mira keluar dari toilet dengan tubuh berbalut handuk, dan keduanya lalu menghampiri ke empat lelaki yang sedang duduk di sofa, dan duduk di antara mereka, Erwin berinisiatif mengambil minuman dan membagikannya kepada mereka.

Akhirnya pesta penyambutan Dewi sebagai Direkturpun berakhir, mereka kembali kerumah masing-masing, sementara Erwin yang memang tinggal di hotel itu saja yang tidak beranjak meninggalkan hotel.

Sementara Mirapun diantar pulang kerumah oleh Dewi dan Hendro, agar menghilangkan kecurigaan suami Mira bahwa baru saja mereka melakukan pesta seks penyambutan Dewi sebagai Direktur.