Kedutan-kedutan dinding vagina Dewi mulai berhenti, nafas Dewi mulai kembali normal, tubuh Dewi mulai bergerak maju mundur dengan perlahan, dan kontolnya Donipun keluar masuk lagi dilubang vagina Dewi, Dewipun mengangkat kepala Tuti yang sedang asyik mempermainkan payudaranya, dilumatnya bibir Tuti dengan penuh nafsu, lidahnya menerobos kedalam rongga mulut Tuti, dan menari-nari didalam mulut Tuti, Tuti yang mendapat serangan yang mendadak menjadi kaget, karena belum pernah selama ini ada orang yang mencumbunya seperti itu apalagi wanita, matanya terbelalak, tapi setelah tangan Dewi mulai meremas-remas payudaranya, Tutipun mulai mendesah, tak mau kalah dengan aksi Dewi, Tutipun membalas serangan Dewi, tangannya mulai meremas-remas payudara Dewi, mulutnya mulai belajar membalas lumatan yang dilakukan oleh Dewi, lidahnya mulai ikut menari dengan lidah Dewi, lidah mereka bergiliran menerobos mulut mereka.
Bagian tubuh atas Dewi sedang asyik bertempur dengan Tuti, sementara bagian bawahnya asyik menggoyang-goyang kontolnya Doni, setelah Dewi mengeluarkan lahar kenikmatannya, lubang vaginanya menjadi basah sehingga kontolnya Doni lebih leluasa keluar masuk, melihat aksi kedua wanita itu Donipun tidak mau tinggal diam saja, iapun mulai menaik turunkan pantatnya seiring gerakan maju mundur Dewi, saat Dewi memajukan pantatnya Donipun menurunkan pantatnya, dan saat Dewi memundurkan pantatnya Donipun menimpali dengan menaikkan pantatnya sehingga kontolnya lebih dalam menerobos lubang vagina Dewi.
Tangan Donipun tidak mau ketinggalan, dengan tangan kanannya mulai beraksi di vagina Tuti yang posisinya kebetulan sedang membelakangi dia, dengan lembut digosok-gosoknya memek Tuti dari belakang, sampai ke kelentitnya, sehingga membuat vagina Tuti semakin basah, Tuti yang mendapat serangan atas bawah mulai mendesah-desah, Dewipun mengalami hal yang serupa terutama saat Doni menaikkan pantatnya sehingga kontolnya masuk lebih dalam di memeknya, iapun melenguh-lenguh, suara desahan, erangan, lenguhan mereka bertiga saling bersahutan, keringat sudah membanjiri tubuh mereka bertiga.
“Oooohhhhh….hhhmmmm….aaaahhh…hhmmmm… ssshhh… hhmmm… aaahhh,” desah Dewi keenakan.
“Hhhmmm…aaahhh….ooougghh…hhhhmmm ..sshhhh…aaaahhh…hhhmmmmm,” Tutipun mendesah keenakan.
“Oouughhhh…Mih, memekmu enak sekali…aaaghhh… ooohhh… terus goyang, Mih, terus, yaaa…aaahhh…,”erang Doni menikmati goyangan Dewi.
Tubuh Dewi menggelinjang saat tangan kiri Tuti mulai merambah selangkangannya, tangan Tuti mulai menggosok-gosok kelentitnya dengan lembut, kadang-kadang jari jemari Tuti memilin-milin kelentit tersebut, gosok-pilin, gosok-pilin tangan Tuti bergantian melakukan hal tersebut di kelentit Dewi, Dewi semakin merasakan keenakan mendapat perlakuan tangan Tuti di kelentitnya tersebut.
Saat tangannya sibuk dengan memek Dewi, Tutipun mendapat serangan yang lebih hebat dari tangan Doni, tangan Doni yang tadinya hanya mengelu-elus memek Tuti dari luar, sekarang jari tengah Doni mulai menerobos masuk kedalam lubang kenikmatan Tuti, Tutipun terhenyak oleh gerakan jari Doni, Tuti mulai merasakan gesekan-gesekan tangan Doni didinding vaginanya, memang tidak seketat saat kontolnya Doni yang menggesek dinding vaginanya, jari tengah Doni mengocok memek Tuti seiring dengan kocokan kontoknya di memek Dewi, kedua wanita ini yang memeknya sedang dikocok oleh Doni semakin mengerang-erang keenakan.
Tidak cukup dengan jari tengahnya saja, Donipun mulai memasukkan jari manisnya kedalam memek Tuti, Tuti semakin keenakan dengan bertambahnya jari tangan Doni yang masuk di lubang vaginanya, gesekan-gesekan yang dirasakan oleh Tuti di dinding vaginanya bertambah, gerakan tangan Doni yang mengocok memek Tuti kadang-kadang diselingi dengan menggoyang kekekiri-kekanan kedua jarinya persis dibelakang kelentitnya berada dan ibu jarinya bergerak dikelentitnya, sehingga membuat Tuti semakin menggelinjang merasakan gesekan dilubang vaginanya dan dikelentitnya.
“Oooohhhh.. den, ooohhh…hhhmmm…eeenaaak… Den… hhhmmm.. terus… Den,” erang Tuti keenakan.
“Oooohhh…. Itilku… Tut, itilku gesek…terus… ooogghhh…Don, tekan lebih dalam, kontolmu itu Don….lesakkan … sodok..memek mamihmu ini…aaagghh,” Dewi mengerang-erang menikmati sodokan batang kemaluan Doni dan gesekan tangann Tuti di kelentitnya.
“Aaaghh….kaliaann…juga enak…oooghhh…begini Mih, enak Tut….aaahhh,” erang Doni sambil menekan kontolnya lebih dalam dilubang vagina Dewi, dan jari-jemarinya semakin aktif menggesek kelentit dan dinding vagina Tuti.
Dewi dan Tuti betul-betul menikmati gocekan-gocekan Doni di lubang kemaluan mereka, dan Donipun menikmati jepitan vagina Dewi di kontolnya, tubuh mereka semakin banjir oleh keringat, mereka bertiga berpacu untuk mencapai puncak kenikmatan mereka, suara lenguhan dan erangan mereka semakin sering terdengar,
“Oooghhh…enak….enak…Don…terus sayaaang…sodok lebih dalam memek mamihmu iiinnnii….aaaaggghhh…iiiyaaa…terusss…Don…terusss…b uat mamihmu ini puaaasss….sssaaayyaaang…aaaaghhh….,” Dewi mengerang-erang keenakan.
“Ddeeeennn….aaaghh…eeenaak…Den…terusss…goyang…tang anmu…Denn… aagghhh…tekan..Den…tekaaan…lebih kuat…Den…aaagghh…enaaak,” erang Tuti menikmati tekanan jari jemari Doni di kelentit dan dinding vaginanya.
Donipun semakin menyodokkan kontolnya lebih dalam lagi kedalam memek Dewi, sehingga pangkal selangkangan mereka berdua sering beradu akibatnya dan menimbulkan suara plak-plok yang aneh, yang menambah gairah birahi mereka semakin membara, dan tangannyapun semakin aktif dan kuat menekan-nekan kelentit Tuti dan dinding vaginanya.
Donipun merasakan kenikmatan yang sangat saat kontolnya melesak lebih dalam dirongga vagina Dewi, ia merasakan ujung kepala kontolnya bersentuhan dengan dinding rahim Dewi,
“Aaaaaghhh…. Mih, enak sekali memekmu ini…oooughhh…,”erang Doni
Dan, tubuh Tuti terlihat mulai mengejang dan mengejut-ngejut, Tuti merasakan desakan lahar kenikmatannya yang hendak menerobos keluar dari lubang vaginanya tidak dapat ia pertahankan lagi, dengan melenguh panjang Tutipun akhirnya memuntahkan lahar kenikmatannya,
Sssrrrr…. Ssssrrrrrr… ssssrrrrr… sssrrrrr… ssssrrrr… sssrrrr…. Sssssrrr….. vaginanya memuntahkan cairan kenikmatan untuk yang ketiga kalinya, tapi kali ini cairan yang dikeluarkan sangat banyak dan mengalir turun serta membasahi tangan Doni.
“OOOuughhhh… Den, aaku keluar laagii….aaaaghh…enakk…Den…enak…sekali. ooooggghhhh…. Den…..,”Tuti mengerang, tubuhnya bergetar dengan hebatnya, pantatnya mengejang, lubang vaginanya berkedut dengan sangat kuat seiring dengan menyemburnya cairan kenikmatannya.
Dewi yang tahu bahwa Tuti mengalami orgasme lagi, menambah sensasi kenikmatan yang sedang dirasakan oleh Tuti dengan meremas-remas kedua payudara Tuti, sambil tetap memaju mundurkan pantatnya dengan cepat, remasan tangan Dewi di kedua payudaranya menambah kenikmatan buat Tuti, tubuh Tuti semakin bergetar, nafasnya terengah-engah, akhirnya tubuh Tuti ambruk kedua kakinya tidak kuat lagi menopang tubuhnya, Tuti merasakan kakinya yang sedang berlutut menjadi lemas karena puncak kenikmatan yang berhasil ia raih.
Setelah Tuti ambruk disamping mereka, Dewi mulai memeluk Doni dan mulai menaik-turunkan pantatnya dengan cepat, sementara Doni dengan kedua tangannya mulai memegang dan meremas-remas kedua bongkah pantat mamihnya itu, dan juga mulai mengimbangi gerakan mamihnya, saat mamihnya menurunkan pantatnya kebawah tangannya membantu dengan menekan pantat tersebut kebawah dan menyodokkan kontolnya keatas, gerakan mereka berdua semakin bertambah cepat, nafas keduanyapun semakin memburu dan terengah-engah.
Kedua mulut merekapun sibuk saling melumat dan lidah keduanya sibuk menari, desahan dan lenguhan mereka semakin menjadi, gerakan mereka semakin liar, goyangan mereka semakin cepat dan tidak beraturan,
“Oooughhh…hhhhmmm…Don,. Hhhmmm…ssslrrppp… aaaaghh…terus…ssslrpp.. aaagghh lebih cepat sayaang… ssslrppp..hhmmmm…,”Dewi melenguh sambil tetap memagut bibir Doni.
“Oooghh…sssshhhh…aaahh…hhhmmm… iiyaaa… Mih…. Aakuu mau keluar.. aaaaaghhh…. Mih…,” lenguh Doni sambil mempercepat gerakannya.
Kontolnya Doni semakin cepat keluar masuk di lubang memek Dewi, tangan Doni semakin kuat meremas kedua bongkah pantat Dewi, dan semakin kuat menekan pantat Dewi kebawah saat ia mendorong keatas kontolnya tersebut.
“Iiiyaaa… barengan kita Don, Mamih…jugaa…mau kellluaar…oooghhh… Dooon ,” Dewipun mengerang.
Dan,
Dengan hentakan kuat Doni menekan kontolnya dalam-dalam di lubang vagina Dewi, sementara kedua tangannya meremas dengan kuatnya dan menekan kebawah pantat Dewi, tubuh Donipun mengejang, pada saat bersamaan tubuh Dewipun bergetar dengan hebat, vaginanyapun berkedut dengan kuat,
Crreeeettt…..ssssrrrrrr….ccreeeettt…..ssssrrrrr…cc reeettt….ssssrrrr…ccreeett..sssrrrr
Batang kemaluan Doni menyemburkan air maninya berbarengan dengan vagina Dewi yang menyemprotkan cairan kenikmatannya, Dewi merasakan hangat pada dinding vaginanya akibat siraman spermanya Doni, sementara Doni merasakan kontolnya menjadi hangat akibat disirami oleh cairan kenikmatan Dewi, dan Doni juga merasakan dinding vagina Dewi meremas-remas kuat batang kontolnya, sementara Dewi juga merasakan kontolnya Doni berkedut-kedut dengan kuat.
Terdengar nafas mereka berdua terengah-engah, kedua tubuh mereka seolah menyatu, keringat mereka berdua membanjiri sprei, senyum kepuasan menghiasi ketiga orang ini, mereka bertiga betul-betul merasa puas dengan permainan seks pagi ini, ketiganya terkapar kelelahan kehabisan tenaga.
Tamat
Bagian tubuh atas Dewi sedang asyik bertempur dengan Tuti, sementara bagian bawahnya asyik menggoyang-goyang kontolnya Doni, setelah Dewi mengeluarkan lahar kenikmatannya, lubang vaginanya menjadi basah sehingga kontolnya Doni lebih leluasa keluar masuk, melihat aksi kedua wanita itu Donipun tidak mau tinggal diam saja, iapun mulai menaik turunkan pantatnya seiring gerakan maju mundur Dewi, saat Dewi memajukan pantatnya Donipun menurunkan pantatnya, dan saat Dewi memundurkan pantatnya Donipun menimpali dengan menaikkan pantatnya sehingga kontolnya lebih dalam menerobos lubang vagina Dewi.
Tangan Donipun tidak mau ketinggalan, dengan tangan kanannya mulai beraksi di vagina Tuti yang posisinya kebetulan sedang membelakangi dia, dengan lembut digosok-gosoknya memek Tuti dari belakang, sampai ke kelentitnya, sehingga membuat vagina Tuti semakin basah, Tuti yang mendapat serangan atas bawah mulai mendesah-desah, Dewipun mengalami hal yang serupa terutama saat Doni menaikkan pantatnya sehingga kontolnya masuk lebih dalam di memeknya, iapun melenguh-lenguh, suara desahan, erangan, lenguhan mereka bertiga saling bersahutan, keringat sudah membanjiri tubuh mereka bertiga.
“Oooohhhhh….hhhmmmm….aaaahhh…hhmmmm… ssshhh… hhmmm… aaahhh,” desah Dewi keenakan.
“Hhhmmm…aaahhh….ooougghh…hhhhmmm ..sshhhh…aaaahhh…hhhmmmmm,” Tutipun mendesah keenakan.
“Oouughhhh…Mih, memekmu enak sekali…aaaghhh… ooohhh… terus goyang, Mih, terus, yaaa…aaahhh…,”erang Doni menikmati goyangan Dewi.
Tubuh Dewi menggelinjang saat tangan kiri Tuti mulai merambah selangkangannya, tangan Tuti mulai menggosok-gosok kelentitnya dengan lembut, kadang-kadang jari jemari Tuti memilin-milin kelentit tersebut, gosok-pilin, gosok-pilin tangan Tuti bergantian melakukan hal tersebut di kelentit Dewi, Dewi semakin merasakan keenakan mendapat perlakuan tangan Tuti di kelentitnya tersebut.
Saat tangannya sibuk dengan memek Dewi, Tutipun mendapat serangan yang lebih hebat dari tangan Doni, tangan Doni yang tadinya hanya mengelu-elus memek Tuti dari luar, sekarang jari tengah Doni mulai menerobos masuk kedalam lubang kenikmatan Tuti, Tutipun terhenyak oleh gerakan jari Doni, Tuti mulai merasakan gesekan-gesekan tangan Doni didinding vaginanya, memang tidak seketat saat kontolnya Doni yang menggesek dinding vaginanya, jari tengah Doni mengocok memek Tuti seiring dengan kocokan kontoknya di memek Dewi, kedua wanita ini yang memeknya sedang dikocok oleh Doni semakin mengerang-erang keenakan.
Tidak cukup dengan jari tengahnya saja, Donipun mulai memasukkan jari manisnya kedalam memek Tuti, Tuti semakin keenakan dengan bertambahnya jari tangan Doni yang masuk di lubang vaginanya, gesekan-gesekan yang dirasakan oleh Tuti di dinding vaginanya bertambah, gerakan tangan Doni yang mengocok memek Tuti kadang-kadang diselingi dengan menggoyang kekekiri-kekanan kedua jarinya persis dibelakang kelentitnya berada dan ibu jarinya bergerak dikelentitnya, sehingga membuat Tuti semakin menggelinjang merasakan gesekan dilubang vaginanya dan dikelentitnya.
“Oooohhhh.. den, ooohhh…hhhmmm…eeenaaak… Den… hhhmmm.. terus… Den,” erang Tuti keenakan.
“Oooohhh…. Itilku… Tut, itilku gesek…terus… ooogghhh…Don, tekan lebih dalam, kontolmu itu Don….lesakkan … sodok..memek mamihmu ini…aaagghh,” Dewi mengerang-erang menikmati sodokan batang kemaluan Doni dan gesekan tangann Tuti di kelentitnya.
“Aaaghh….kaliaann…juga enak…oooghhh…begini Mih, enak Tut….aaahhh,” erang Doni sambil menekan kontolnya lebih dalam dilubang vagina Dewi, dan jari-jemarinya semakin aktif menggesek kelentit dan dinding vagina Tuti.
Dewi dan Tuti betul-betul menikmati gocekan-gocekan Doni di lubang kemaluan mereka, dan Donipun menikmati jepitan vagina Dewi di kontolnya, tubuh mereka semakin banjir oleh keringat, mereka bertiga berpacu untuk mencapai puncak kenikmatan mereka, suara lenguhan dan erangan mereka semakin sering terdengar,
“Oooghhh…enak….enak…Don…terus sayaaang…sodok lebih dalam memek mamihmu iiinnnii….aaaaggghhh…iiiyaaa…terusss…Don…terusss…b uat mamihmu ini puaaasss….sssaaayyaaang…aaaaghhh….,” Dewi mengerang-erang keenakan.
“Ddeeeennn….aaaghh…eeenaak…Den…terusss…goyang…tang anmu…Denn… aagghhh…tekan..Den…tekaaan…lebih kuat…Den…aaagghh…enaaak,” erang Tuti menikmati tekanan jari jemari Doni di kelentit dan dinding vaginanya.
Donipun semakin menyodokkan kontolnya lebih dalam lagi kedalam memek Dewi, sehingga pangkal selangkangan mereka berdua sering beradu akibatnya dan menimbulkan suara plak-plok yang aneh, yang menambah gairah birahi mereka semakin membara, dan tangannyapun semakin aktif dan kuat menekan-nekan kelentit Tuti dan dinding vaginanya.
Donipun merasakan kenikmatan yang sangat saat kontolnya melesak lebih dalam dirongga vagina Dewi, ia merasakan ujung kepala kontolnya bersentuhan dengan dinding rahim Dewi,
“Aaaaaghhh…. Mih, enak sekali memekmu ini…oooughhh…,”erang Doni
Dan, tubuh Tuti terlihat mulai mengejang dan mengejut-ngejut, Tuti merasakan desakan lahar kenikmatannya yang hendak menerobos keluar dari lubang vaginanya tidak dapat ia pertahankan lagi, dengan melenguh panjang Tutipun akhirnya memuntahkan lahar kenikmatannya,
Sssrrrr…. Ssssrrrrrr… ssssrrrrr… sssrrrrr… ssssrrrr… sssrrrr…. Sssssrrr….. vaginanya memuntahkan cairan kenikmatan untuk yang ketiga kalinya, tapi kali ini cairan yang dikeluarkan sangat banyak dan mengalir turun serta membasahi tangan Doni.
“OOOuughhhh… Den, aaku keluar laagii….aaaaghh…enakk…Den…enak…sekali. ooooggghhhh…. Den…..,”Tuti mengerang, tubuhnya bergetar dengan hebatnya, pantatnya mengejang, lubang vaginanya berkedut dengan sangat kuat seiring dengan menyemburnya cairan kenikmatannya.
Dewi yang tahu bahwa Tuti mengalami orgasme lagi, menambah sensasi kenikmatan yang sedang dirasakan oleh Tuti dengan meremas-remas kedua payudara Tuti, sambil tetap memaju mundurkan pantatnya dengan cepat, remasan tangan Dewi di kedua payudaranya menambah kenikmatan buat Tuti, tubuh Tuti semakin bergetar, nafasnya terengah-engah, akhirnya tubuh Tuti ambruk kedua kakinya tidak kuat lagi menopang tubuhnya, Tuti merasakan kakinya yang sedang berlutut menjadi lemas karena puncak kenikmatan yang berhasil ia raih.
Setelah Tuti ambruk disamping mereka, Dewi mulai memeluk Doni dan mulai menaik-turunkan pantatnya dengan cepat, sementara Doni dengan kedua tangannya mulai memegang dan meremas-remas kedua bongkah pantat mamihnya itu, dan juga mulai mengimbangi gerakan mamihnya, saat mamihnya menurunkan pantatnya kebawah tangannya membantu dengan menekan pantat tersebut kebawah dan menyodokkan kontolnya keatas, gerakan mereka berdua semakin bertambah cepat, nafas keduanyapun semakin memburu dan terengah-engah.
Kedua mulut merekapun sibuk saling melumat dan lidah keduanya sibuk menari, desahan dan lenguhan mereka semakin menjadi, gerakan mereka semakin liar, goyangan mereka semakin cepat dan tidak beraturan,
“Oooughhh…hhhhmmm…Don,. Hhhmmm…ssslrrppp… aaaaghh…terus…ssslrpp.. aaagghh lebih cepat sayaang… ssslrppp..hhmmmm…,”Dewi melenguh sambil tetap memagut bibir Doni.
“Oooghh…sssshhhh…aaahh…hhhmmm… iiyaaa… Mih…. Aakuu mau keluar.. aaaaaghhh…. Mih…,” lenguh Doni sambil mempercepat gerakannya.
Kontolnya Doni semakin cepat keluar masuk di lubang memek Dewi, tangan Doni semakin kuat meremas kedua bongkah pantat Dewi, dan semakin kuat menekan pantat Dewi kebawah saat ia mendorong keatas kontolnya tersebut.
“Iiiyaaa… barengan kita Don, Mamih…jugaa…mau kellluaar…oooghhh… Dooon ,” Dewipun mengerang.
Dan,
Dengan hentakan kuat Doni menekan kontolnya dalam-dalam di lubang vagina Dewi, sementara kedua tangannya meremas dengan kuatnya dan menekan kebawah pantat Dewi, tubuh Donipun mengejang, pada saat bersamaan tubuh Dewipun bergetar dengan hebat, vaginanyapun berkedut dengan kuat,
Crreeeettt…..ssssrrrrrr….ccreeeettt…..ssssrrrrr…cc reeettt….ssssrrrr…ccreeett..sssrrrr
Batang kemaluan Doni menyemburkan air maninya berbarengan dengan vagina Dewi yang menyemprotkan cairan kenikmatannya, Dewi merasakan hangat pada dinding vaginanya akibat siraman spermanya Doni, sementara Doni merasakan kontolnya menjadi hangat akibat disirami oleh cairan kenikmatan Dewi, dan Doni juga merasakan dinding vagina Dewi meremas-remas kuat batang kontolnya, sementara Dewi juga merasakan kontolnya Doni berkedut-kedut dengan kuat.
Terdengar nafas mereka berdua terengah-engah, kedua tubuh mereka seolah menyatu, keringat mereka berdua membanjiri sprei, senyum kepuasan menghiasi ketiga orang ini, mereka bertiga betul-betul merasa puas dengan permainan seks pagi ini, ketiganya terkapar kelelahan kehabisan tenaga.
Tamat
0Awesome Comments!