Dewi – Dave, Pengalaman pertama dengan Negro 1

Jam menunjukkan pukul 18.30, Dewi yang tadi siang sudah terpenuhi hasrat birahinya sedang asyik menonton TV dan sedang menunggu kedatangan suaminya, hatinya membathin kalau tahu suaminya pulang lambat seperti ini, kupuaskan dulu memekku dengan kontolnya si Pono.

Yono supirnya sudah ia suruh pulang dari tadi sore, sementara para pembantunya setelah menyiapkan makan malam, merekapun kembali keruangan mereka untuk beristirahat, tak lama kemudian Hendropun pulang, tapi ia tidak pulang sendiri, ia ditemani oleh seorang temannya.

Teman yang dibawa oleh Hendro adalah seorang Afro-America, orangnya tidak terlalu hitam, wajahnyanya manis dengan bibir yang tidak tebal, dan hidung yang mancung, tidak lebar, namanya Dave, seperti yang dikatakannya saat berjabatan tangan dengan Dewi.

Dave memuji kecantikan Dewi, membuat Dewi tersipu, Hendro merasa tersanjung dengan pujian temannya terhadap istrinya itu, Dave sendiri lancar dalam berbahasa Indonesia, karena di Amerika ia belajar bahasa Indonesia, kedatangannya ke Indonesia saat ini adalah untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan Hendro.

Tujuan Hendro membawa Dave pulang adalah menawarkan Dave untuk tinggal bersama mereka selama keberadaan mereka di Jakarta, tadinya Dave menolak dengan sangat, ia lebih tinggal di hotel dan tidak merepotkan siapapun, tapi Hendro memaksanya dengan alas an bahwa tidak ada yang direpotkan, dan Hendro menjelaskan bahwa ia hanya tinggal berdua dengan istrinya, dengan berat hati akhirnya Dave terpaksa menerima tawaran tersebut.

Sebetulnya maksud Hendro adalah untuk lebih memudahkan jalannya dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan Dave, sehingga dengan tinggal dirumahnya Dave akan merasa berhutang budi kepadanya.

Setelah berkenalan dengan Dewi, Dave sering mencuri-curi pandang melihat tubuh Dewi, yang walaupun hanya berbalutkan daster, kecantikan dan ke-sexy-an tubuhnya tidak hilang, apalagi saat mata Dave menatap kedada Dewi, Dave melihat bayangan payudara Dewi dan kedua putingnya yang kadang-kadang terlihat dari balik dasternya.

Dewi sendiri mengagumi tubuh Dave, ia melihat Dave berperawakan atletis, itu terlihat dari kemejanya yang tercetak ketat kearah tubuhnya, terutama yang Dewi perhatikan adalah selangkangan Dave, dimana ia membayangkan besarnya kontolnya Dave dengan melihat tonjolan di celananya, pikirannya tergugah dalam keadaan mati saja sudah menonjol apalagi kalau hidup.

Setelah berkenalan, Dewipun lalu mengajak tamunya untuk makan malam, Dave tersenyum dengan ajakan Dewi, lalu mereka bertiga menuju keruang makan, sambil menikmati makan malam merekapun asyik berbincang, selesai makan Hendro mengajak Dave ke ruang keluarga untuk meneruskan perbincangan mereka , sementara Dewi merapihkan meja makan dan menaruh piring-piring kotor ke tempat cucian.

Selesainya, Dewi menyusul mereka di ruang keluarga, di ruang keluarga terlihat Dave dan Hendro sedang menikmati acara di TV dan botol Red Winepun sudah terbuka, keduanya nampak sedang asyik menikmati red wine tersebut, di mejapun ada sebuah gelas yang terisi dengan red wine tersebut, Dewi tahu bahwa gelas tersebut diperuntukkan dirinya, Dewipun mengambil gelas tersebut dan mulai meminumnya, botol demi botol telah mereka buka, Dewi melihat wajahnya suaminya sudah memerah, omongannya sudah mulai melantur, sementara Dave nampaknya biasa saja, mungkin karena Dave sudah biasa meminum minuman beralkohol.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.30, Hendropun semakin mabuk, matanya sudah setengah terpejam saat mengobrol, Dewi hanya tersenyum melihat tingkah suaminya itu, ia teringat kejadian dahulu saat suaminya mabuk (baca: Dewi – Andi, anak buah suaminya), ia membayangkan kalau suaminya mabuk malam ini, ia akan dapat menikmati tubuh teman suaminya ini, senyumnya Dewi semakin lebar, Dave yang dari tadi selalu mencuri pandang, melihat Dewi tersenyum ia lalu menanyakan hal tersebut kepada Dewi, yang dijawab oleh Dewi dengan lagi-lagi tersenyum.

Tidak lama kemudian seperti yang diduga oleh Dewi, Hendropun ambruk, iapun tertidur diatas sofa dengan keadaan mabuk berat, lalu Dewi meminta tolong Dave untuk memapah suaminya keruangan tidur, Davepun dengan tersenyum mengiakan, berdua mereka memapah Hendro menuju keruang tidur, tubuh Hendropun mereka rebahkan diatas tempat tidur, saat Dewi membungkukkan tubuhnya untuk mengangkat kaki Hendro, Dave melihat kedua bukit kembar Dewi yang tidak mengenakan BH tergantung dengan indahnya, Dave melihat payudara Dewi cukup besar dengan kedua putingnya yang berwarna merah muda, dan kedua putingnya tersebut sudah mencuat, dalam hatinya Dave berkata, nampaknya istri temanku ini sedang terangsang, setelah mencopot sepatu suaminya, Dewipun meletakkan sepatu suaminya dengan berjongkok, ia berjongkok membelakangi Dave, dan karena Dewi mengenakan daster mini pada saat dia membungkuk CD hitamnya terlihat dengan jelas oleh mata Dave, Dave semakin terangsang oleh pemandangan tersebut setelah tadi ia melihat pemandangan kedua bukit kembar Dewi.

Dihampirinya Dewi yang sedang membungkuk itu dan direngkuhnya tubuh Dewi, Dewi yang kaget akan ulah Dave ini sedikit menjerit, mendengar jeritan Dewi, Dave cepat-cepat membalikkan tubuh Dewi dan segera mengulum bibir Dewi yang mungil, Dewi yang kaget dengan gerakan Dave yang cepat berusaha meronta, tapi karena tenaganya kalah dan juga karena dia juga menginginkan hal tersebut, dia hanya pasrah dan membalas serbuan mulut Dave di mulutnya, bibir mereka bercumbu dengan penuh nafsu, lidah mereka bertautan kadang didalam rongga mulut Dewi kadang didalam rongga mulut Dave.

“Hhhmmmmhhh…hhmmmhhmmm…,”Dewi bergumam tidak jelas menikmati ciuman Dave.

Tubuh Dewi menggelinjang saat tangan Dave mulai meremas-remas payudaranya, dengan tubuh bersandar ditembok Dewi menikmati serangan birahi Dave, kedua tangan Dave dengan asyiknya meremas-remas kedua bukit kembar Dewi dan kadang-kadang diselingi dengan pilinan-pilinan lembut dikedua putingnya, walaupun masih terhalang oleh kain dasternya, tapi Dewi sudah merasakan kenikmatan, perlahan-lahan tangan Dewi mulai meraba-raba selangkangan Dave, Dewi merasakan gundukan daging yang masih lembek, tapi Dewi sendiri kaget karena ia dapat merasakan gundukan daging itu sangat besar dan panjang.

Dengan tidak sabar sambil tetap meladeni ciuman Dave, Dewi mulai melepaskan celana Dave, celana Davepun meluncur turun kebawah, bagian bawah Dave sekarang hanya berbalut CD, dan Dewi dengan penuh nafsu segera mengeluarkan senjata ampuh Dave yang masih tersembunyi di dalam CDnya, dengan kedua tangannya Dewi mulai meremas-remas lembut batang kemaluan Dave, perlahan-lahan batang kemaluan tersebut mulai bangun. Dewi tidak sadar bahwa saat mereka bercumbu dengan penuh nafsu itu, suaminya sedang tidur diatas ranjang, nampaknya Dewi lupa akan hal itu atau karena ia sudah sangat bernafsu ingin merasakan batang kemaluan negro, yang kalau di film-film BF yang pernah ia lihat ukuran kontol-kontol tersebut sangat luarbiasa.

Kedua payudaranya sudah tidak tertutupin oleh sehelai benangpun, sementara dasternya sudah terlepas dari tubuh Dewi, tubuh Dewi sekarang hanya tinggal mengenakan CD saja, saat Dave mulai mencumbu payudaranya, mata Dewi melihat kebawah dimana tangannya yang sedang mengelus-elus dan meremas-remas batang kemaluan Dave, Dewipun dibuat terbelalak melihat kontolnya Dave tersebut, batang kemaluan Dave yang setengah terbangun itu panjangnya lebih dari dua genggaman tangannya, dan besarnya betul-betul menakjubkan, karena genggaman tangan Dewi atau jari jempol dan jari tengah tangan Dewi tidak dapat bersentuhan, Dewipun semakin bersemangat mengocok batang tersebut agar lebih mengeras.

Dave yang sedang menikmati bukit kembar Dewi, menikmati kocokan, belaian, dan remasan tangan Dewi di kontolnya, iapun segera membalas aksi Dewi dengan menurunkan tangannya keselangkangan Dewi, dari luar CDnya tangan Dave yang besar mulai menggesek belahan bibir vagina Dewi yang sudah basah, Dave tidak terlalu lama menggesekan tangannya dari luar CD Dewi, dengan sebelah tangan CD Dewi pun diloloskan kebawah, akhirnya tubuh Dewi sekarang tidak tertutup oleh sehelai benangpun, dengan sedikit mengangkangan kakinya Dewi menikmati permainan jari jemari Dave di kelentit dan di bibir vaginanya, vaginanya semakin basah, lenguhannya semakin terdengar, Dewi lupa akan keberadaannya.

Dewi semakin asyik menikmati permainan Dave, jari tengah tangan Dave yang besar mulai menerobos lubang vaginanya, Dave mulai memijat-mijat klitorisnya dengan jempolnya sementara dibagian dalam lubang vaginanya jari tengah Dave memijat-mijat dinding vagina yang berbelakangan dengan klitorisnya, aksi Dave ini membuat Dewi semakin melenguh keenakan, erangan-erangan kenikmatannya terdengar, suaranya mendesah-desah penuh birahi.

“Ooouuuhhhh.,..ssshhhh..aaahhh…aahhh…hhhmmm….hhhmm m…sssshhhh…,” Dewi mengerang kenikmatan akibat permainan Dave di kelentit dan dilubang bagian dalam vaginanya, ditambah dengan hisapan dan pilinan lembut diputingnya.

Dewi merasakan nikmatnya surga dunia, lututnya gemetar, hampir tidak sanggup menahan bobot tubuhnya yang sedang dilanda nafsu birahi, ia lupa akan statusnya, ia lupa akan keberadaannya, ia lupa bahwa suaminya sedang tidur diranjang diruangan yang sama, Dave betul-betul ahli dalam memuaskan lawan bermainnya, kuluman mulutnya berpindah-pindah dipayudara Dewi, kadang dikanan, kadang dikiri, tubuh Dewi dibuatnya mengejang menikmati permainan tangannya.

“Ooohh..Davveeee….ooohhh….ssuddaaahhh…oohhh…aakuuu …tidaakk..tahaann … lagiiii….aaahhh….,”rintih Dewi.

Dave bukannya berhenti mendengar rintihan Dewi, tapi aksinya semakin menggila, jari tangannya semakin menekan-nekan, hisapannya semakin menggila, Dewi kelabakan dibuatnya, dan tidak lama kemudian Dewipun mengerang, puncak kenikmatannya berhasil ia rengkuh,

Ssrrrrr…… srrrrr…… ssssrrrrr…. ssssrrrrrrr…… sssrrrrrr…… Vagina Dewi menyemprotkan cairan kenikmatannya.

“Oouuuugghhhh….aaakuuu…keluuaaar…..aaaghhhh….ssshh hh aaahhh….,”Dewi mengerang tubuhnya mengejang dan bergetar dengan hebat, puncak pendakian kenikmatan yang diraihnya betul-betul luar biasa.

Nafas Dewi terengah-engah menikmati orgasmenya, pantatnya terangkat, kedua kakinya menjepit tangan Dave yang sedang berada di lubang vaginanya, dinding vaginanya berkedut-kedut, dirasakan oleh Dave seperti sedang meremas-remas jari tengahnya, Dave yang tahu bahwa Dewi sedang orgasme menambahi dengan tekanan-tekanan jempolnya pada kelentit Dewi, yang memberikan sensasi yang luar biasa buat Dewi.

Di lanjut………?