Dewi – Nekat (3 some dengan Pono dan Yono)

Alangkah terkejutnya Dewi saat keluar dari kamar mandinya melihat kehadiran suaminya di kamar tidur mereka, dalam hatinya membatin untung suaminya terlambat sedikit kedatangannya kalau suaminya 30 menit lebih awal datangnya, pasti suaminya akan melihat dirinya sedang mendesah-desah menikmati genjotan Doni anaknya.

“Kok papih pulang gak kasih kabar sich,”tanya Dewi setelah rasa terkejutnya hilang.

“Hhmmm…iya aku dapat telpon, ada kejadian serius di kantor, makanya kepulanganku mendadak,” jawab Hendro sambil berganti pakaian.

“Aku pergi dulu ke kantor yach,”lanjut Hendro setelah selesai berpakaian.

“Yach, hati-hati, pih,”sahut Dewi.

Ada apa gerangan di kantor suaminya itu, sehingga membuat suaminya pulang mendadak, tapi Dewi tidak mau pusing dengan urusan kantor suaminya tersebut, yang dia pusingkan adalah dia tidak dapat dengan bebas menikmati batang-batang kemaluan lelaki selama suaminya berada di Jakarta, yang paling bisa dilakukan olehnya adalah mencuri-curi waktu kalau suaminya sedang di kantor.

Kira-kira seperempat jam kemudian setelah suaminya pergi ke kantor, dengan tubuh yang masih terbalut oleh sehelai handuk, Dewipun duduk didepan meja riasnya, sambil berpikir tentang kejadian tadi saat ia keluar dari kamar mandi melihat suaminya, hatinya berkata alangkah beruntungnya ia yang saat itu sudah selesai bersetubuh dengan Doni dan Narti, kalau suaminya pulang lebih awal pasti suaminya akan mendapati mereka bertiga sedang asyik masyuk bersetubuh dan pasti suaminya akan melihat saat kontolnya Doni sedang keluar masuk di lubang vaginanya, dengan menghela nafas Dewi masih merasa bersyukur bahwa perbuatan selingkuhnya tidak diketahui oleh suaminya.

Karena memikirkan kejadian pagi itu dimana dia mendapatkan genjotan dari batang kemaluan Doni, birahinya mulai bangkit kembali, handuk yang menutupi tubuh seksinya ia lepaskan, tangan kirinya mulai meremas-remas kedua payudaranya bergantian, sementara tangan kanannya mulai aktif bergerilya memilin-milin dan mengelus-elus kelentitnya, hasrat birahinya semakin meninggi, matanya terpejam menikmati permainan kedua tangannya sendiri, mulutnya mulai mengeluarkan suara desahan-desahan.

Sedang asyik-asyiknya Dewi menikmati permainan tangannya, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamarnya, dengan sedikit kesal Dewi menghentikan kegiatannya dan melilitkan kembali handuk ketubuhnya,

“Siapa,”Dewi bertanya.

“Eehh…saya, Bu, sayaa…Pono…,”Pono menjawab terbata-bata.

“Oohh..masuk aja pintu gak dikunci,”sahut Dewi menyuruh Pono untuk masuk, dalam hatinya siang ini adalah kesempatan terakhir untuk menikmati kemaluan lelaki karena nanti malam pasti ia tidak dapat menikmatinya karena ada suaminya, jadi Pono datang tepat pada waktunya saat vaginanya ingin merasakan kembali sodokan kemaluan lelaki.

“Ada apa, Pon,” tanya Dewi saat Pono sudah berada dalam kamarnya.

“Ini..Bu…eehhh…mas Yono…suruh saayyaa…untuk tanya ke ibu…katanya ibu jadi pergi belanjanya…,”jawab Yono agak terbata-bata sambil menundukkan kepalanya tapi matanya terarah ketubuh Dewi yang hanya tertutupi oleh handuk, walaupun Pono pernah menyicipi tubuh Dewi, tapi melihat keadaan Dewi saat ini membuat pendulumnya mulai bergerak naik.

“Ooohh…iya…saya lupa,”jawab Dewi sambil mendatangi Pono, lalu handuknya ia lepaskan sehingga kedua bukit payudaranya yang dihiasi dengan kedua putingnya yang berwarna merah muda serta kemaluannya yang tertutupi oleh semak hitam terpampang di mata Pono.

Pono menelan ludah, batang kemaluannya semakin mengeras di balik celana pendeknya, untuk kedua kalinya ia melihat tubuh polos nyonyanya ini, dan ia tahu nyonyanya pasti ingin merasakan sodokan kontolnya lagi, seperti waktu itu, tanpa disuruh lagi iapun menyambut kedatangan Dewi dengan kedua tangannya yang langsung terarah ke bukit kembar Dewi, begitu tangannya bersentuhan dengan kedua bukit kembar itu, Ponopun mulai meremas-remas kedua bukit kembar itu.

Remasan tangan Pono mulai membuat Dewi menggelinjang geli, suara desahan mulai keluar dari mulutnya, tapi Dewi tidak hanya diam saja, tangannya mulai aktif di selangkangan Pono, di genggamnya kontol Pono dan mulai dielus-elus batang kemaluan tersebut, yang membuat Pono menggelinjang dan melenguh akibat remasan dan elusan tangan Dewi yang lembut di kontolnya itu.

Tanpa menunggu lebih lama lagi Dewi mulai menarik tubuh Pono kearah tempat tidur dengan tanpa melepaskan genggamannya di batang kemaluan Pono, Pono mengikuti tarikan Dewi kearah tempat tidur, saat Dewi beranjak naik keatas tempat tidur Ponopun ikut naik keatas tempat tidur tersebut, kemudian Dewi menyuruh Pono untuk menjilati kelentit dan lubang vaginanya sambil ia sendiri merebahkan tubuhnya, sebelumnya Dewi sudah menaruh 2 buah bantal untuk sandaran kepalanya, Ponopun mengikuti perintah Dewi.

Dengan membuka kedua kaki Dewi dan mendorongnya sedikit keatas sehingga kemaluan Dewi terpampang dengan jelas dipelupuk matanya, kelentitnya yang merah terlihat sedikit menyembul, dan dengan posisi seperti ini belahan vagina Dewipun sedikit terbuka memperlihatkan lubang senggamanya yang sedang berkedut-kedut, melihat pemandangan ini kontolnya semakin menegang saja, lalu dengan rakusnya Pono mulai menerkam memek Dewi tersebut, lidahnya mulai menerobos masuk dilubang vagina Dewi, sambil ditingkahi dengan hisapan-hisapan di kelentit Dewi, Dewipun mengerang-erang akibat serbuan mulut Pono di lubang kemaluannya.

Tubuh Dewi melenting saat Pono menghisap dalam-dalam kelentitnya, kedua tangannya meremas-remas rambut dan kepala Pono, mulutnya mengerang dan merintih kenikmatan menikmati permainan mulut Pono di vagina dan kelentitnya,

“Sssshhhhh….ooohhhh…Pooonnn…, hisaaapppp…achhh…nikmat enak….pintar kamu sekarang belaajaaarrr dari siapa..Pon.. ooohhh.. terusss…itilku hisap terus.. ooohhh,”Dewi merintih-rintih keenakan.

Tanpa disadari oleh keduanya, sesosok tubuh yang sudah telanjang bulat datang menghampiri arena pertempuran birahi tersebut, kontolnya tegak mengacung menandakan si pemilik juga sedang bernafsu, sesampainya di tempat tidur lelaki tersebut naik dan mengarahkan kontolnya kemuka Dewi, Dewi terkejut saat merasakan ada benda keras yang menyentuh mukanya, ia membuka matanya dan melihat benda apa yang menyentuh mukanya tersebut, dan saat ia membuka matanya, mulutnya tersenyum karena ia melihat sebatang kemaluan lelaki yang sudah sangat tegang mengacung-acung di depan matanya, ia melirik keatas untuk memastikan siapa si empunya batang kemaluan tersebut, dan ia melihat Yono dengan tersenyum sedang memandang kearahnya dan tangan kanannya mulai meremas-remas kedua bukit kembarnya bergantian, sementara tangan kirinya mulai memegangi kepala Dewi sambil mengarahkan kontolnya kemulut Dewi.

“He..he..he..he… ngentot kok gak ngajak-ngajak sih Bu, kasihan kan si otong ini sudah lama tidak merasakan memek dan mulut ibu, hisap kontolku Bu, hisap-hisap seperti waktu itu,”Yono berkata kepada Dewi untuk menghisap kontolnya.

Rupa-rupanya saat itu Yono yang sedang menunggu kedatangan Pono yang ia suruh untuk menanyakan ke nyonya majikannya itu tentang jadi tidaknya acara belanja hari ini, menjadi tidak sabar karena Pono tidak kembali lalu iapun menghampiri kamar nyonya majikannya itu dan saat ia mendekati kamar tidur nyonyanya itu ia melihat pintu kamar nyonyanya itu agak terbuka, dan saat itu ia mendengar Dewi mengerang-erang keenakan akibat permainan mulut Pono, Yono yang mendengar erangan birahi itu langsung menyelinap masuk kedalam kamar tersebut, dan ia melihat Pono sedang asyik bermain di selangkangan Dewi, sementara Dewi saat itu sedang memejamkan matanya menikmati hisapan-hisapan Pono, tanpa menunggu lebih lama Yono lalu membukai seluruh bajunya sehingga ia telanjang bulat dan mulai menuju ketempat tidur nyonyanya itu.

Tanpa menjawab Dewi mulai menyelomoti dan menjilati batang kemaluan Yono, Yonopun mendesis saat kontolnya mulai diselomoti dan dijilati oleh Dewi, tangan kanannya semakin aktif meremas-remas payudara Dewi, sementara tangan kirinya mengelus-elus rambut Dewi, sambil menikmati hisapan Pono di kelentitnya Dewipun dengan lahap menghisap-hisap batang kemaluan Yono dan menjilatinya,

“Hhhmmmpppp…ssshhhhh…aachh…hhhmmmppp…ssshhh..aaach hh,”gumam Dewi saat menyelomoti kontolnya Yono, suara Dewi bercampur aduk dengan desis keenakannya.

Tak lama berselang Dewi menghentikan kegiatannya dan menyuruh Pono untuk menghentikan aksinya serta menyuruhnya untuk rebahan, dalam hatinya Dewi ada rasa was-was kalau suaminya pulang lebih awal lagi sehingga ia ingin segera menuntaskan permainan seks ini.

Ponopun mengikuti perintah Dewi dan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, Dewi mengikutinya dengan mengangkangi tubuh Pono dan tangannya segera menyambar batang kemaluan Pono yang sudah sangat tegang sekali, diarahkannya barang pusaka Pono tersebut kelubang senggamanya, dengan perlahan tapi pasti batang kemaluan Pono menyelinap masuk perlahan-lahan di lubang senggama Dewi seiring dengan turunnya pantat Dewi.

Slleeeeeppp…..bleeeesss….bleeesssss….bleeessss…. batang kemaluan Pono mulai menyelusup masuk di dalam lubang senggama Dewi dengan perlahan-lahan, setelah kontolnya tertelan semua oleh lubang senggama Dewi, Pono merasakan kehangatan memek Dewi pada batang kontolnya dan ia juga merasakan kedutan-kedutan ringan dinding vagina Dewi seolah memijat-mijat lembut kontolnya.

“Aaaacchhhh….koontoolmu…eeenaaakkk…penuh..ssshhh…P on, enak..enak..Yon kamu masukin kontolmu di anusku….cepat…nanti keburu tuanmu pulang…och…aaku pengen dientot kalian…cepatt…,”Dewi merintih dan mendesis keenakan merasakan lubang memeknya yang dipenuhi oleh kontolnya Pono dan ia menyuruh Yono untuk menyodokkan kontolnya di lubang anusnya karena ia ingin segera mengakhiri pergulatan seks ini.

“Ooooohhh…memek ibu….eenaaakk…kontolku seperti dipijat-pijat…aacchhh,” Ponopun merintih merasakan enak saat memek Dewi menjepit kontolnya.

Setelah mendengar permintaan Dewi, Yonopun segera menghampiri Dewi dari belakang, ia melihat kontolnya Pono hilang ditelan oleh lubang senggama Dewi, diarahkannya kontolnya kelubang anus Dewi setelah terlebih dahulu ia meludahi kontolnya, kemudian ia mendorong sedikit tubuh Dewi untuk lebih menelungkup diatas tubuh Pono, ia mulai menyelipkan kontolnya di lubang anus Dewi,

Sleeeepppppp….. Dewi terhenyak merasakan kepala kontolnya Yono yang mulai menyelinap masuk di anusnya,

“Aaaaaggghhh…. Pelaaann Yon, pelaaaann… kontolmu besaarrr..sekali…,”Dewi mengerang saat kontolnya Yono mulai menyelinap masuk di anusnya.

Bleeessssss….. bleeessssss…. Bleeesssss…. Dengan perlahan-lahan Yono mulai mendorong masuk kontolnya di lubang anus Dewi, sedikit demi sedikit kontolnya mulai terbenam dilubang anus Dewi.

“Uugghhh… sempit sekaalliiii…Bu,… aanusss ibbu….oooughhh,”Yono mengerang merasakan sempitnya anus Dewi yang mencengkram kontolnya dengan kuat.

“Aaaggghhh…Yoonn…. Saakiittt… ttaaapi… enaaakkk…. pelaaann-peellaaann… masukin semua kontolmu itu…tekan pelan-pelan….,”Dewi mengerang merasakan lubang anusnya yang didobrak masuk oleh kontolnya Yono.

“OOOhhh…bu, memek ibu jadi tambah seemmpiit…. Tambah enak…,”Ponopun merintih keenakan merasakan memek Dewi yang bertambah sempit seiring dengan masuknya batang kemaluan Yono di lubang anusnya.

Akhirnya batang kemaluan Yono terbenam seluruhnya didalam lubang anus Dewi, lubang anus Dewi memang masih sempit apalagi ditambah dengan lesakan batang kemaluan Pono di lubang vaginanya semakin menambah kesempitannya, Yono merasakan betapa ketatnya lubang anus Dewi itu, kontolnya seolah-olah dicengkram dengan kuat, apalagi ditambah dengan lubang anus Dewi itu berkedut-kedut, sehingga Yono merasakan enak pada batang kontolnya.

Kedua tangan Yono yang berada dipinggang Dewi saat ia melesakkan kontolnya perlahan-lahan dilubang anus Dewi mulai bergerak, dengan perlahan-lahan pinggang Dewi mulai didorong dan ditarik, sehingga secara otomatis kontolnya dan batang kemaluan Pono keluar masuk dengan sendirinya di kedua lubang kenikmatan Dewi.

Tubuh Dewi mulai bergerak maju mundur seirama dengan dorongan tangan Yono di pinggangnya, kedua payudaranya terombang-ambing dihadapan Pono, Ponopun sangat bernafsu melihat kedua bukit kembar Dewi itu bergoyang dihadapan matanya, kedua tangannya segera menyambar payudara Dewi yang sedang bergoyang-goyang itu, diremas-remasnya kedua bukit kembar itu dengan penuh nafsu, kadang ditingkahi dengan hisapan-hisapan dikedua putingnya bergantian kiri dan kanan, aksi Pono yang asyik bermain di payudaranya membuat Dewi semakin merintih-rintih keenakan.
“Ooohhh… ssshhh… aaaaccchhh… enaaaaakk… koonntooolmu… kalian enak…, ssshhh… aaachh.. terus entot aku, tekaan yang kuat koontoolll kalian… aaaahhhh yang cepat, iyaaaa …. Aaahhh… hisap tetekku…iyaaa.. aaahhh nikmat, enak… ooohhhh…teruss….Yooon… hisap terus Poonn….enak nikmat dientot kalian berdua…ssshhhh…,”rintih Dewi, matanya merem melek menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pono dan Yono di kedua lubangnya dan juga remasan serta hisapan Pono dikedua payudaranya.

“Hhhmmmpppp…. Ssslrrrrppp…memek ibu juga enak, sempit, kontolku seperti dpijat-pijat, aaaaahhh…hhmmppp…sslrrppp….ooohhh..enaaaak…ngentot in ibu juga enak…hhhmmmppp sssllrrrppp…aaahhh,”erang Pono sambil sibuk menghisap-hisap kedua payudara Dewi.

“Iyyaaaa…aaahhh…anusnya gak kalah enak sama memek ibuuuu… oooggghh… sempit… kontolku juga kaya diremas-remas…aaagghh… bu… enak ngentotit ibu… ngentot depan sama belakang ibu, keduanya sama enaaakk… Bu,”Yonopun ikutan meraung kenikmatan, merasakan jepitan dan remasan anus Dewi pada batang kontolnya.

Kedua batang kemaluan Pono dan Yono terlihat sangat kompak keluar masuk di kedua lubang Dewi, saat tangan Yono menarik mundur pinggang Dewi, kedua batang kemaluan itu melesak masuk kedalam lubang-lubang kenikmatan Dewi, dan saat tangan Yono mendorong pinggang Dewi, kedua batang kemaluan itu perlahan-lahan keluar dari jepitan lubang-lubang kenikmatan Dewi, kedua batang kemaluan itu maju mundur dengan teratur di lubang-lubang kenikmatan Dewi.

Desahan, erangan dan rintihan mereka bertiga semakin sering terdengar, suara erangan mereka saling bersahutan, keringat mulai mengalir keluar dari tubuh mereka walaupun ruangan tempat tidur Dewi ber AC, semakin lama batang kemaluan Pono dan Yono semakin mudah bergerak keluar masuk di lubang-lubang Dewi, dan nampaknya detik-detik terakhir dari perjuangan mereka dalam usaha untuk mencapai titik klimaks dari persetubuhan mereka telah tiba, tubuh Yono mulai terlihat mengejang, begitupula dengan tubuh Dewi yang mulai tersentak-sentak, sementara itu kaki Pono mulai terlihat mengejang, dengan hampir bersamaan terdengar suara raungan kenikmatan dari mereka bertiga.

“Ooooohhh….enaaaakkk…aakuu…mau keluar….tambah cepat…tekan yang dalam terus tambah cepat…ooohhh…enaaak…aaakuu…. Aaaaahhh kheeelluaaarrr…,” Dewi mengerang menyambut puncak kenikmatannya yang berhasil ia rengkuh.

“Iiyyaaaaa….akkkuu…juga mau keluaaarr…Bu….aaahhhh…,”Yonopun mengerang menyambut puncak kenikmatannya.

“Hhmmmppp…sslrrrrppp.. aaaku..juga…aaaaahhhh…hhhmmppp.. ssslrrppp.. mau keluar… aaahhhhh.,”Ponopun merintih menikmati datangnya puncak kenikmatannya sambil tetap sibuk menghisap-hisap tetek Dewi.

Creeetttt… creeettt… sssrrrr… creeeettt… creeeetttt… ssssrrrrrr… creeeetttt… creeetttt… ssssrrrtt… Air mani Pono dan Yono berhamburan keluar menyirami kedua lubang Dewi, dan cairan kenikmatan Dewipun menyembur membasahi batang kemaluan Pono.

Tubuh mereka bertiga tersentak-sentak secara bersamaan saat mereka berhasil merengkuh puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka ini, tak lama berselang setelah tetes terakhir cairan kenikmatan mereka bertiga menetes, tubuh mereka ambruk diatas ranjang Dewi, di wajah mereka tersungging senyum puas karena berhasil merengkuh kenikmatan persetubuhan ini secara bersamaan.

Setelah nafasnya kembali normal, Dewi kemudian menyuruh Pono dan Yono untuk mengenakan pakaiannya kembali dan keluar dari kamar tidurnya, karena ia takut akan kedatangan suaminya yang saat ini sedang berada di Jakarta, Dewi memang takut kalau suaminya pulang lebih awal dari kantornya, tapi ia sendiri tidak dapat menahan hasrat birahinya yang selalu membutuhkan batang-batang kemaluan lelaki, ia selalu ingin dipuaskan saat bersetubuh.

Sepeninggal Pono dan Yono, Dewipun merapihkan tempat tidurnya yang berantakan, kain sprei yang basah oleh keringat dan lelehan air manipun ia ganti dengan yang baru, semuanya ia lakukan sendiri karena ia tidak mau para pembantunya mengetahui bahwa ia baru saja dientot oleh Pono dan Yono, setelah rapi Dewipun beranjak kekamar mandi.

Tepat saat Dewi sedang menyabuni tubuhnya dan vaginanya dari sisa-sisa air mani, ia mendengar suara suaminya yang memanggil-manggil namanya, dan ia melihat suaminya melongokkan kepalanya di pintu kamar mandi, hatinya menjerit untung suaminya pulang lebih lambat kalau lebih awal pasti suaminya akan melihat ia sedang ditunggangi oleh Yono sementara ia sendiri menunggangi Pono.

Hendropun tersenyum saat melihat istrinya sedang mandi, dihampiri istrinya yang penuh dengan sabun itu lalu dikecupnya bibir istrinya itu, lalu Hendro membisikkan sesuatu ditelinga istrinya.

Tamat.