Dewi – Pono, Gilirannya mendapatkan keberuntungan 2

Setelah menimbang-nimbang dengan segala kemungkinannya, Dewipun mengambil keputusan untuk melakukan “quickie sex” dengan Pono, lalu iapun memerintahkan Pono untuk duduk di sofa.

“Duduk, kamu,” perintah Dewi.

Pono menuruti perintah Dewi untuk duduk, iapun duduk di sofa yang ditunjuk oleh Dewi, dengan hati penuh kebingungan dan dengan tatapan mata yang tidak pernah terlepas dari payudara Dewi.

“Ingat kamu jangan cerita kepada siapapun, cukup hanya kita berdua yang tahu masalah ini, hhhmmm ..,” ancam Dewi kembali sambil berjalan menghampiri yang sudah duduk di sofa, tanpa membuang waktu Dewipun mulai menurunkan celana pendek Pono sampai ke lutut.

Batang kemaluan Pono yang sudah tegang terangguk-angguk saat celana pendeknya terlepas, ternyata Pono pada saat itu tidak mengenakan CD, Dewi kaget karena ia tidak menyangka bahwa Pono tidak mengenakan CD, kontolnya yang sudah sangat tegang sekali teracung-acung dihadapannya.

“Ingat, Pon, apapun yang terjadi kamu jangan cerita kepada siapapun,”kembali Dewi berkata.

“Iyaah..bu…saaayyyaaa….jaanji…,”jawab Pono gagap, karena ia kaget akan aksi nyonyanya ini yang membuka celana pendeknya, ia sendiri bingung, dalam hatinya berkata apa yang dikehendaki oleh nyonyanya ini, karena belum pernah selama ini ada perempuan yang melihat kontolnya apalagi dalam keadaan tegang, Ponopun merasa malu karena nyonyanya sudah melihat kontolnya yang tegang itu.

Tangan kanan Dewi segera meraih batang kemaluan Pono, iapun segera mengangkang diatas pangkuan Pono, sementara tangan kirinya meraih CDnya dan menarik salah satu pinggiran CDnya kesamping, sehingga belahan bibir vaginannya terlihat dengan jelas oleh Pono, Pono yang belum pernah melakukan hubungan badanpun dibuat bingung oleh aksi Dewi, dan saat Dewi mulai mengoles-oleskan kepala kontolnya kebibir vaginanya, Pono merasakan geli yang aneh saat kepala kontolnya bersentuhan dengan bibir vagina Dewi, kontolnya berdenyut-denyut, tanpa membuang waktu Dewi segera menyelipkan batang kemaluan tersebut di bibir vaginanya dan ia mulai menekan pantatnya kebawah dengan perlahan dan batang kemaluan Pono perlahan-lahan menyeruak masuk di lubang vagina Dewi.

Ssleeeepppp…..bleeessss….bleeesss…..bleesss… dengan perlahan-lahan kontolnya Pono mulai melesak masuk di lubang memek Dewi dan akhirnya terbenam seluruhnya, Pono merasakan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah ia alami selama ini, rasa geli yang aneh menyelimuti dirinya, saat kontolnya terjepit dalam lubang memek Dewi, Pono merasakan kontolnya seperti ada yang meremas-remas.

“Ooouuuggghhhh…..,” Dewi melenguh saat lubang memeknya diterobos oleh kontolnya Pono.

“Eeeeggghhhh……..,” Ponopun mengerang merasakan jepitan lubang vagina Dewi di kontolnya.

Dengan kedua tangan bertumpu pada sandaran kepala sofa, Dewi perlahan-lahan mulai bergerak, menaik turunkan pantatnya, kedua payudaranyapun terguncang naik turun seiring dengan naik turun pantatnya, Pono yang masih bingung dengan apa yang terjadi hanya bisa melotot melihat kedua payudara Dewi yang terombang-ambing dihadapan matanya.

“Aaagghhh…eenaaakkk…Pon, kaamuuu…jangan melongo..saaaajjaa…ooogghhh… hisap kedduaaa…tetekku… remaaassss….remaaasss…,”Dewi mendesah keenakan.

Pono yang mendengar perintah Dewi mulai melakukannya, kedua tangannya mulai meraih payudara Dewi yang sedang terombang-ambing itu, lalu ia meremas kedua payudara tersebut, karena belum pernah ia melakukan hal tersebut, Dewi merasakan remasan tangan Pono di kedua payudaranya agak kasar, tapi sensasi yang ditimbulkan oleh remasan kasar tangan Pono membuat Dewi merasakan hal baru, gairah birahinya yang sempat tertunda tadi mulai meningkat lagi, mulut Ponopun mulai bergantian menghisap-hisap kedua payudara Dewi, hisapan-hisapan mulut Ponopun tidak beraturan, Pono betul-betul menghisap tetek Dewi seperti ia menyedot minuman, akibatnya Dewi kembali merasakan sensasi yang berbeda daripada biasanya, hisapan-hisapan kuat Pono pada kedua teteknya membuat ia menggelinjang, Dewipun merasakan geli yang aneh dikedua payudaranya tersebut.

Pono yang belum pernah melakukan seks ini, merasakan kenikmatan yang luar biasa, kenikmatan yang belum pernah ia alami selama ini, mulutnya mendesah-desah ditengah kesibukkannya menghisap-hisap payudara Dewi, matanya merem melek menikmati jepitan lubang vagina Dewi pada kontolnya, Pono merasakan kontolnya bergesekan dengan lubang vagina Dewi, ia merasakan geli yang luar biasa, kontolnya semakin berdenyut dengan kuat dan semakin menegang, Dewi merasakan kontolnya Pono yang semakin mengeras, Dewi merasakan kontolnya Pono begitu tegang dan keras, dinding lubang vaginanya merasakan kekerasan kontolnya Pono tersebut, cairan birahinya semakin banyak bercampur dengan cairan birahinya Pono, akibatnya suara berdecak dari pertemuan dua kemaluan merekapun terdengar, menambah semangat Dewi untuk menaik-turunkan pantatnya, Dewi sudah lupa akan kemungkinan suaminya pulang cepat, yang ada sekarang ini Dewi betul menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pono di memeknya.

Tak lama berselang Pono melenguh keras, kontolnya berdenyut dengan keras, kontolnya mulai menembakkan air maninya,

Crreeeettt….creeettt….creeett……. air mani Pono berhamburan keluar membasahi lubang vagina Dewi.

“Ouuuuggghhh….hhhmmmmmhhh….sssllrrppppp…ssslrrrppp p….hhhmmm…..,” Pono melenguh merasakan letupan-letupan lahar kenikmatannya yang sedang mengalir dari kontolnya membasahi memek Dewi sambil mulutnya tetap menghisap-hisap tetek Dewi.

Dewi merasakan letupan-letupan air mani Pono di dinding vaginanya, ia tahu Pono sudah meraih puncak kenikmatannya, Dewipun semakin gencar menaik turunkan pantatnya, ia merasa takut akan tidak berhasil meraih puncak kenikmatannya, karena kontolnya Pono sudah menyemburkan lahar kenikmatan, ia merasa takut bahwa sebentar lagi batang kemaluan Pono akan melemas setelah menyemburkan cairan kenikmatan itu.

“Oouuugghh…aaagghhh….ssshhhh..aaagghhh…sssshhhh…aa aaghhhh….. ,” Dewi mendesah keenakan merasakan lesakan batang kemaluan Pono divaginanya dan merasakan hangat di dinding vaginanya akibat semburan air mani Pono.

Pono merasa lemas saat kontolnya menyemburkan tetes terakhir cairan kenikmatannya dilubang vagina Dewi, tapi mulut Pono masih tetap menghisap-hisap payudara Dewi, kontolnya masih berdenyut-denyut, Dewi yang merasakan batang kemaluan Pono tidak menyemburkan cairan kenikmatannya lagi, merasa kaget karena kontolnya Pono tidak mengalami perubahan, Dewi merasakan kontolnya Pono masih keras dan tegang, biasanya batang kemaluan lelaki perlahan-lahan akan menciut setelah melepaskan cairan kenikmatannya, tapi tidak untuk kontolnya Pono, kontolnya Pono sudah berhenti mengeluarkan cairan kenikmatan tapi Dewi masih merasakan keras dan tegang.

Pono yang berhasil meraih puncak kenikmatannya, dalam sekejap sudah kembali pulih, perlahan-lahan gairah birahinya kembali bangkit, dengan semangat 45 hisapan dan remasan di payudara Dewi semakin gencar, ia hanya merasakan sedikit ngilu di kepala kontolnya, tapi lama-lama rasa ngilu itu hilang berganti dengan rasa nikmat, Pono memang belum berpengalaman dalam hal bersetubuh, tapi stamina tubuhnya terutama kontolnya, betul-betul membuat takjub Dewi.

Dewipun semakin gencar menaik-turunkan pantatnya, dari lubang vaginanya perlahan-lahan keluar cairan putih yang bercampur dengan cairan bening, cairan itu keluar seiring dengan keluar masuknya batang kemaluan Pono di lubang vaginanya, lenguhan-lenguhan nikmat semakin sering terdengar dari mulut Dewi, sementara dari mulut Pono hanya terdengar dengusan-dengusan keenakan karena mulutnya masih sibuk dengan kedua payudara Dewi.

Kedua manusia berlainan jenis ini sudah lupa dengan keadaan sekitarnya, yang mereka tahu hanyalah nikmatnya persetubuhan mereka ini, Dewipun sudah tidak perduli akan kemungkinan suaminya pulang lebih cepat, yang ia perdulikan hanyalah meraih puncak kenikmatannya, yang ia perdulikan hanyalah kontolnya Pono yang sedang keluar masuk dalam lubang vaginanya.

Berhasilkah Dewi meraih puncak kenikmatannya?