Dewi – Doni & Narti, another 3some – bag 2

Narti hanya bisa pasrah saja, ia tidak dapat menghalangi lagi keinginan Doni untuk menyetubuhinya karena ia sendiri sudah larut dalam gairah dan gejolak birahinya sendiri, nafsu birahinya sudah mengalahkan akal sehatnya, keinginannya untuk segera merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan Doni di memeknya mengalahkan rasa malu dan rasa takutnya.

Dengan perlahan-lahan Doni mulai mengarahkan kepala kontolnya ke vagina Narti, di elus-eluskannya kepala kontolnya tersebut di bibir vagina dan kelentit Narti, sehingga membuat Narti menggelinjang kegelian,

“Den…aacchh… Den… jangan di mainin begittuuuu… oooohhh… Den… masukin kontolmu den…. Cepat …den…aaaachhh… den Doni…naaakkaaallll…,”pekik Narti.

Doni tersenyum dengan permintaan Narti tersebut, akhirnya keluar juga perkataan tersebut dari mulut Narti,

Dan, Ssssleeeeepppp…..
Kepala kontolnya ia selipkan di lubang vagina Narti, yang di iringi oleh erangan Narti yang merasakan lesakan kepala batang kemaluan Doni di vaginanya,

“eeeggghhhh… kontolmu..den… besar sekali.. pelan-pelan den….,”erang Narti.

“Hhhmmmm….,”gumam Doni

Kemudian, Bllleeeesssss…..

Kepala kemaluan Doni mulai menyelusup masuk kedalam rongga kenikmatan Narti, yang di rasakan oleh Narti adalah memeknya jadi penuh sesak oleh kemaluan Doni,

“Peeelllaaaan… Den,… peelllaaaaannn… kontolmu besar deeennn… uuuggghhhh… penuh memekku di buatnya…. ,”Narti mengerang kembali.

Doni mendiamkan sejenak kepala kontolnya yang sudah masuk dalam lubang senggama Narti, untuk memberi waktu agar lubang senggama Narti menjadi terbiasa dengan besar kemaluannya, dan….

Bbllleeeessssss…… bleeesssss….

Doni mulai mendorong kontolnya kembali dengan perlahan-lahan, batang kemaluannya mulai terbenam setengahnya di lubang senggama Narti,

“Aaaaggghhhh…. Den… kontolmu…beesssaaaarrr…. Oooooggghhh periiih.. sakit memekku…den… ccaaabuutt… den…. Saakiittt….,”rintih Narti yang merasakan kesakitan akibat lesakan batang kemaluan Doni yang besar.

“Hhhmmmpppp… bentarr… ttahan…Ti, nanti juga gak sakit,”sahut Doni tanpa mencabut kontolnya,

Dan, Bllleeeeessssss………

Dengan sekali hentak Doni menekan kontolnya dalam-dalam di lubang senggama Narti, terlihat batang kemaluan Doni terbenam seluruhnya di lubang vagina Narti, Doni merasakan nikmat yang sangat merasakan jepitan memek Narti yang sempit itu, Doni juga merasakan dinding vagina Narti berdenyut-denyut, Narti sendiri merasa kesakitan dengan hentakan Doni tersebut, tapi ia tidak dapat menghindar karena dengan posisi tubuhnya yang tertindih tubuh Doni, dan tubuhnya yang di peluk dengan erat oleh Doni terutama saat Doni menghujamkan kontoknya masuk dalam-dalam di lubang vaginanya,

“Ouugghhh… den… sakiiittt… den… ssaaaakiitt… cabut… kontolmu… den…,”Narti merintih, air matanya menitik menahan sakit.

“Tenang… nanti juga gak sakit lagi… percaya samaku..nanti malah kamu ketagihan sama kontolku ini,” Doni berkata sambil tersenyum.

Doni mulai menggerakkan pantatnya naik-turun dengan perlahan-lahan, kontolnya pun bergerak dengan perlahan-lahan di lubang senggama Narti yang masih dengan eratnya menjepit batang kemaluannya, Doni merasakan memek Narti lebih sempit daripada memeknya Tuti ataupun mamihnya,

“eeeghhhh… saakiiittt…. Den… pelaaaannn… den… pelaaann…,” Narti merintih merasakan sakit.

“Pelaaannn… den… pelaaaann…. Jangaaaannn… terlaalluuu… dalaammm.. den… aaaaghhh… saakiittt….,”kembali Narti merintih kesakitan saat Doni mendorong dalam-dalam kontolnya itu.

“Suddaaaahhh… den…. Aaagghhh….,”kembali Narti mengerang.

Donipun menghentikan sodokan-sodokan kontolnya di memek Narti, dan mulai asyik menciumi mulut Narti yang sedang mengerang dan merintih kesakitan itu, Nartipun gelagapan dengan serbuan Doni, sementara ia sedang menahan sakit di memeknya yang sedang di terobos kontolnya Doni yang besar, Donipun merubah maju-mundurnya menjadi gerakan memutar, sambil mulutnya asyik memagut bibir Narti, gerakan Doni ini tidak terlalu membuat sakit memek Narti, malahan memberikan sensasi nikmat untuk Narti, rintihan kesakitan Narti mulai berganti dengan desahan keenakan.

“ooouughhh…den… terus…den… terus…putar…eenaakkk…tidak sakiit..lagii oooogghhh den…aaahhh… enak..terusss..putar terus..,”desah Narti yang sudah tidak merasakan sakit di vaginanya.

Lama-lama gerakan berputar Doni tersebut mulai diselingi dengan tarikan dan tekanan, sambil memutar pantatnya Doni mulai menarik pantatnya keatas perlahan dan saat menekan pantatnya Donipun tidak menghentikan putaran pantatnya, Nartipun tidak menjerit kesakitan saat Doni melakukan hal tersebut, tapi malah mengerang keenakan.

“Aaaachhhh… den.. enakk… kontolmu enaakk… den..besar…memekku penuh dibuatnya… den… terus den…sodok kontolmu itu…,”erang Narti yang keenakan dengan aksi Doni.

“hhhmmmppp… ssshhh… memekmu juga enak, semppittt… ooohhh,”Donipun mengerang keenakan.

Saat sedang asyik-asyiknya Doni yang mulai menggenjot kontolnya itu di memek Narti, tubuh orang yang sedang menyaksikan pertunjukkan itupun mulai menghampiri tempat tidur Doni, rupanya Doni ataupun Narti lupa bahwa pintu mereka tidak tertutup, lalu orang tersebut mulai mengarahkan tangannya untuk mengelus biji peler Doni, yang bergoyang seiring dengan genjotan Doni,

“Eeehhhh….,”Doni kaget saat merasakan biji pelernya ada yang mengelus-ngelus.

“Hhmmmm… anak mamih mulai bermain di belakang mamih dan tidak mengajak mamihnya ini,”tegur Dewi.

Ternyata orang tersebut adalah Dewi, yang rupanya sudah tidak dapat menahan nafsu birahinya untuk ikutan bergabung dengan Doni dan Narti.

“Uuughhh…mamihhh…bikin kaget aja….,”kata Doni

Nartipun ikut kaget saat melihat kehadiran nyonya majikannya,

“eeehhh…bu… maaf…den… Dooniiii… aaaachh… yaaanggg….,”kata Narti setengah menjerit, perkataannya terputus saat Doni menekan kontolnya dalam-dalam.

“hhhmmmm… kamu mulai nakal juga, Ti…. Tapi gak apa-apa asalkan aku bisa ikutan gabung dengan kalian,”kata Dewi dengan genit sambil mulai menciumi anaknya yang sedang telungkup menggenjot Narti.

“Aaahh… ayo mih, kita muncrat bareng-bareng…aaaaggghhh…memekmu Ti, sempit sekali…oooogghhh…,”jawab Doni sambil asyik merasakan jepitan memek Narti.

“Iyaaa… Bu… oooghhh… den…aaaahhh…terusss…tekan kontolmu….tekaaan den yang daaaalllaammm…oooghh..,”Narti meng-iyakan perkataan Doni sambil tetap merasakan enaknya sodokan-sodokan batang kemaluan Doni di vaginanya.

Tanpa menunggu lama lagi, Dewi mulai beranjak kebelakang anaknya, iapun menelungkup di atas ranjang, tujuannya ialah biji peler anaknya yang bergoyang-goyang, sambil berpegangan di pantat Doni yang bergerak naik turun, Dewipun mulai sibuk menjilati biji peler Doni, lidahnya menyapu batang kemaluan Doni saat muncul keluar dari lubang vagina Narti, dan lidahnya menyapu biji peler Doni saat batang kemaluan Doni bersembunyi di lubang kemaluan Narti, aksi Dewi tersebut menambah sensasi luar biasa buat Doni.

“Ooughhh.. mih, enaaakk… mih… terus… jilat biji pelerku…mih… jilat kontolku… aaahhh mamih hebat…eenaakkk…,”erangan Doni terdengar.

Bukan hanya Doni yang merasakan enak akibat serangan Dewi tersebut, tapi Narti juga merasakan dampaknya karena sodokan-sodokan kontol Doni semakin dalam masuknya di lubang senggamanya,
“oooooghhh…den…eenaak…teruss…entot…memekku…den… ooogghhh…tekan terus…tekan kontolmu yang besar itu…den.. aahhhh..enak…,”Nartipun melenguh keenakan.

Dewipun semakin nakal dengan jilatannya, bukan hanya batang kemaluan Doni saja yang menjadi sasaran, tapi bibir vagina Nartipun menjadi sasaran jilatannya, saat Doni mulai meneroboskan kontolnya di vagina Narti, Dewipun menjilati pinggiran vagina Narti yang berdekatan dengan lubang anusnya, sementara dengan membasahi telunjuknya dengan air ludah, pinggiran lubang anus Nartipun mulai di elus-elusnya,

“OOOhhhhhhh…Bu, geeliiiii….aaaaahhh…eenaaakk….oooooohhhh…,”kembali Narti melenguh keenakan.

Nartipun mulai melingkarkan kakinya di pinggang Doni, sehingga membuat lubang anusnya lebih terbuka, bukan hanya itu lesakan kontolnya Donipun semakin dalam menerobos di lubang vaginanya, Dewi yang melihat posisi Narti itu mulai meneroboskan jari telunjuknya ke dalam lubang anus Narti dengan perlahan-lahan,

“Aaaaagghhhh…. Bu… saaakitt… jangan…bu… jangan…anusku….ooooogghh,” pekik Narti yang merasakan telunjuk Narti menerobos masuk lubang anusnya.

“Hhehehe…tenang, nanti juga kamu akan keenakan….ssslrrrppp…,”jawab Dewi sambil asyik dengan jilatan-jilatanya.

“Mih,,, tambah sempiittt.. memeknya… aaaahhhh…. Tambah,,enaak…. Terus mih.. tekan…,”Doni mengerang keenakan yang merasakan vagina Narti bertambah sempit akibat lesakan jari telunjuk mamihnya di lubang anus Narti.

Setelah masuk semua jari telunjuknya di dalam lubang anus Narti, Dewi mulai memutar-mutar jari telunjuknya sambil di maju mundurkan, perlahan tapi pasti jari telunjuk Dewi mulai leluasa keluar masuk di lubang anus Narti, Narti sendiri mulai merasakan rasa sakit yang tadi di alaminya mulai berganti dengan rasa nikmat yang hebat….

“OOoggghh, bu… betull..bu, bbetul… enaaakk… nikmaat…,”Narti mengerang keenakan merasakan sensasi yang luar biasa yang ia rasakan di kedua lubangnya.

Doni juga merasakan bertambahnya kenikmatan yang ia rasakan, ia merasakan jari mamihnya yang sedang keluar masuk di lubang anus Narti seolah-olah menggesek-gesek kontolnya, seolah-olah di antara kedua lubang itu tidak ada dinding pembatasnya.

“Oooghhh…. Mih.. terus kocok anusnya…mih… enak.. nikmat…,”Donipun mengerang keenakan.

Kaki Narti semakin kuat menjepit pinggang Doni, saat Doni melesakkan kontolnya Narti menekan pinggang Doni ke bawah sehingga kontolnya Doni melesak sedalam-dalamnya di lubang senggamanya, pelukan tangannya semakin erat memeluk Doni, nafasnya semakin memburu, rupanya Narti hampir mendekati ujung kenikmatannya, puncak kenikmatannya telah di ambang pintu, klimaks dari persetubuhannya dengan Doni akan ia rengkuh, tiba-tiba kakinya menekan kuat-kuat pinggang Doni dan pelukannya bertambah kencang, bibirnya mengatup di bahu Doni, nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya mengejang….

Ssssssrrrrrr…. Sssssrrrrrrr… sssssrrrrrrr… sssrrrrrrr…..

Dengan sangat kuat vaginanya menyemburkan lahar kenikmatannya, Doni merasakan kontolnya menjadi hangat dengan semburan tersebut, Doni juga merasakan dinding vagina Narti berkedutan dengan kuat, seolah meremas-remas batang kontolnya.

“Aaaaaccchhhh… aku keluar….Den… aku keluar… enaaak… den… enak… kontolmu betul..betull.. enaaakk….aaaaccchhhh…,”Narti melenguh sejadi-jadinya merasakan letupan-letupan puncak birahinya.

Dewi yang tahu Narti sedang meraih puncak kenikmatannya menambahi dengan menekan-nekan dinding pembatas lubang anus dengan lubang vaginanya, sehingga menambah sensasi nikmat yang di alami oleh Narti, kejutan-kejutan dinding vagina Narti semakin menguat dengan gerakan Dewi tersebut, Doni yang merasakan memek Narti sedang berkedut-kedut itu menjadi meram-melek menikmati remasan-remasan memek Narti di batang kemaluannya.

Seiring dengan meredanya ledakan-ledakan birahi Narti, kaki Narti yang menjepit pinggang Doni mulai terlepas dan kedua kakinya melemas turun di samping paha Doni, pelukannya mengendur, merasakan ini semua Doni mulai memagut bibir Narti dengan lembut, pantatnya mulai bergerak dengan perlahan-lahan untuk memberikan tambahan kenikmatan yang baru saja Narti rengkuh.

Bersambung ………..