Dewi – Hasan dan Asep, kedua satpamku yang jantan

Hari ini hari Kamis, tepat 1 minggu setelah Dewi berkunjung ke tempat Ki Jaya, dan selama ini Dewi belum merasakan lagi sodokan-sodokan kemaluan lelaki di kemaluannya, karena ia mematuhi nasehat Ki Jaya saat sebelum ia meninggalkan tempat praktek Ki Jaya, Ki Jaya berpesan ke Dewi saat sebelum ia meninggalkan gubuknya, bahwa dia jangan melakukan hubungan seks dengan siapapun agar mantranya bertambah ampuh, Dewi boleh melakukan hubungan seks lagi pada hari kamis minggu depannya dan harus dilakukan pada malam hari.

Dewi betul-betul mematuhi pesan dari Ki Jaya untuk tidak melakukan hubungan seks, hingga tiba hari H-nya, dan malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh Dewi, karena malam ini adalah malam Jumat, dimana dia boleh melakukan hubungan seks dengan siapapun, sepulang dari kantor dan selepas menikmati makan malamnya, Dewipun beranjak ke kamarnya, di kamar mandinya sambil berendam di bath tubnya Dewi mulai merancang rencana untuk dapat menikmati sodokan-sodokan kemaluan lelaki, dan saat ini ia sedang sibuk memikirkan siapakah gerangan lelaki yang akan dia nikmati kontolnya.

Selesai mandi, Dewi belum dapat menentukan siapa gerangan lelaki yang akan mengaduk-aduk lubang senggamanya, setelah mengeringkan tubuhnya, Dewipun mengambil kemeja longgar warna putih dan dikenakannya tanpa mengenakan pakaian dalam sehelaipun, dan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, sambil berpikir dengan keras lelaki mana yang dapat menyodok-nyodokkan kontolnya ke lubang vaginanya yang sudah 1 minggu ini tidak pernah mendapatkan kunjungan batang kemaluan lelaki.

Tanpa terasa jam dikamarnya sudah menunjukkan jam 10 malam, tapi sampai saat ini Dewi belum mendapatkan kepastian batang kemaluan siapa yang akan ia nikmati, ingin rasanya ia memanggil Bambang atau Yono untuk menyetubuhinya, tapi ia juga ingin merasakan batang kemaluan yang baru untuk mencobai vaginanya yang baru saja di permak oleh Ki Jaya, akhirnya Dewi bangkit dari rebahannya dan beranjak dari tempat tidurnya, kemudian Dewi melangkah keluar dari kamar tidurnya dan menuju dapur untuk mengambil segelas air minum.

Di dapur, sambil memegang segelas air Dewipun masih berpikir tentang lelaki yang akan dinikmatinya, dan Dewi tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang menatapnya dengan penuh nafsu, kedua bola mata itu seolah-olah seperti mau keluar saat melihat tubuh Dewi yang hanya berbalut kemeja putih longgar itu, kedua bola mata itu menatap ke tubuh Dewi yang kebetulan sedang berdiri membelakanginya, saat itu Dewi yang sedang berdiri di meja makan dengan posisi tubuh mendoyong kedepan, sehingga kemeja yang dikenakannya tertarik keatas, dan tanpa Dewi sadari dengan posisi tubuhnya itu, kedua bongkahan pantatnya hanya tertutupi sebagian saja dan belahan vaginanya tampak jelas dari arah belakang, pemandangan ini membuat nafas si empunya kedua bola mata itu menjadi memburu penuh dengan nafsu birahi.
Dewi yang belum menyadari hal itu, karena pikirannya masih melayang-layang mencari lelaki yang tepat untuk menyetubuhinya, dengan kedua tangannya dan perut yang menempel di meja makan, dan tanpa sadar sambil menggoyangkan bongkahan pantatnya yang bahenol, dan semakin membuat si empunya kedua bola mata itu semakin bernafsu melihatnya, batang kemaluannya sudah mengeras melihat pemandangan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Pikiran orang tersebut sudah dipenuhi oleh nafsu birahi, ingin rasanya ia memasukkan kontolnya yang sudah berdiri dengan tegak kedalam memek dihadapannya itu, karena pikirannya sudah terlalu dipengaruhi oleh nafsu birahi yang ingin dituntaskannya, lelaki tersebut tidak memikirkan akan akibat dari perbuatannya bila ia menyetubuhi tubuh wanita dihadapannya ini, lalu dengan perlahan-lahan ia melucuti seluruh pakaiannya dengan perlahan tanpa menimbulkan suara sedikitpun, pikirannya sudah bulat ia akan memperkosa tubuh wanita di depannya ini, dalam hatinya membatin apapun yang terjadi akibat dari ia memperkosa wanita ini akan ia terima yang penting ia dapat menikmati tubuh sexy ini dalam hatinya membatin, sementara itu Dewipun tidak menyadari bahaya yang mengancam dirinya atau mungkin memang mungkin ini yang di ingini oleh Dewi, sebatang kemaluan lelaki menghujam kedalam lubang senggamanya dan memberikannya kepuasan.

Setelah seluruh pakaiannya terlepas, lelaki tersebut dengan batang kemaluan yang mengacung tegak keatas berjalan perlahan-lahan mendekati Dewi yang masih belum menyadari adanya orang lain diruang makannya, setelah posisi tubuhnya tepat dibelakang Dewi, tangan kirinya langsung membekap mulut Dewi agar tidak dapat berteriak sementara tangan kanannya memeluk erat tubuh Dewi, Dewipun terhenyak mendapatkan serangan tersebut, teriakannya tidak dapat terdengar karena tangan lelaki itu menutup mulutnya sementara Dewipun tidak dapat menggerakkan tubuhnya ataupun menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang menyergapnya, karena tenaga lelaki itu yang sedang memeluknya dari belakang sangat kuat, belum lagi posisi tubuh bagian atasnya yang menjadi tengkurap diatas meja atas dorongan lelaki tersebut, dan Dewi sendiri merasakan benda keras yang menyundul-nyundul belahan vaginanya, ingin rasanya Dewi menjerit dan berusaha melepaskan diri dari cengkraman lelaki tersebut, tapi hasrat birahinya juga ingin merasakan batang keras lelaki itu menerobos masuk di lubang memeknya.

Dan akhirnya hasrat birahinya yang memenangkan pertempuran batinnya, Dewipun akhirnya menyerah dan ia pasrah menantikan batang kemaluan lelaki itu menerobos masuk di vaginanya, dan lelaki itu setelah merasakan tubuh Dewi yang tidak lagi meronta melakukan perlawanan, mulai melakukan aksi selanjutnya, kedua kakinya secara bergantian mendorong keluar kedua kaki Dewi sehingga belahan vagina Dewi semakin terpampang, tangan kanannya mulai melepaskan pelukan di tubuh Dewi sementara tubuhnya masih menindih tubuh Dewi dari belakang, tangan kanannya kemudian mulai mengarahkan kontolnya ke vagina Dewi, di usap-usapkannya kepala kontolnya berkali-kali di belahan vagina Dewi, sehingga membuat Dewi semakin terpancing nafsu birahinya, Dewi semakin ingin segera merasakan batang kemaluan lelaki itu menerobos masuk kedalamnya.
Bleeessss…. Batang kemaluan itu mulai menyeruak masuk kedalam lubang senggama Dewi.

Setelah merasakan kepala kontolnya berada dalam jepitan memek Dewi, tangan kanan lelaki itu mulai mengarah kepayudara Dewi yang sebelah kanan, dan mulai meremas-remasnya, lelaki itu merasakan jepitan vagina Dewi dikontolnya sungguh sangat ketat sekali seolah ia sedang menyetubuhi anak perawan saja, lelaki itu heran dengan hal ini, apalagi saat tangannya mulai menyentuh dan meremas payudara Dewi, payudara Dewi betul-betul mengkal seperti belum pernah disentuh ataupun diremas-remas, ia merasa sangat beruntung sekali dapat menikmati semua ini, lalu dengan sekali hentakan kuat lelaki itu melesakkan kontolnya dalam-dalam di memek Dewi, Dewipun tersentak dan mulutnya yang tertutupi oleh tangan lelaki itu mulai mengeluarkan lenguhan.

Bleeeeesssss….. batang kemaluan lelaki itu terbenam seluruhnya dalam lubang nikmatnya Dewi.

“Hhgggghhhhh……..,”Dewi melenguh dengan mulut masih dibekap oleh lelaki itu.

“Ooohhhh… gila sempit sekali memekmu ini, Bu…. Hehehehe… beruntungnya aku dapat merasakan memekmu ini…Bu,” lelaki itu berkata sambil melenguh menikmati memek Dewi yang menempel ketat di batang kontolnya.

“Hhhhhhmmmmm…hhhhmmmmm…,”Dewi bergumam karena mulutnya yang masih dibekap, dalam hatinya ia juga merasakan enak saat batang kemaluan lelaki itu menerobos masuk kedalam lubang memeknya, biarlah tidak dapat akar rotanpun jadi, tidak mendapatkan batang kemaluan lelaki yang ia inginkan, batang kemaluan lelaki ini juga jadi untuk mengobati rasa hausnya akan batang kemaluan lelaki.

“Bu…ibu janji yach, jangan berteriak, kalau ibu janji aku lepaskan tanganku dari mulut ibu,” kata lelaki itu.

Terlihat Dewi mengangguk mengiyakan, dan lelaki itu kemudian menarik tangan kirinya dari mulut Dewi dan mulai mengarah kepayudara Dewi yang kiri, dan mulai meremas-remasnya, walaupun kedua tangannya meremas kedua payudara Dewi masih terhalang oleh kemeja yang dikenakan Dewi, tapi lelaki itu dapat merasakan payudara Dewi yang mengkal seperti payudara anak perawan saja, sementara itu pantatnya mulai bergerak maju mundur, sehingga kontolnyapun keluar masuk di memek Dewi, lelaki itu merasakan ketatnya dinding vagina Dewi di batang kemaluannya, sementara Dewi merasakan enak saat batang kemaluan lelaki itu mulai keluar masuk di vaginanya. Mulutnya mulai melenguh-lenguh keenakan, dan lelaki itupun takjub saat Dewi mulai melenguh-lenguh keenakan, dan lelaki itu merasa yakin sekarang ini bahwa wanita ini betul-betul membutuhkan kehangatan.

“Oooohhh… eenaaakkk… terussss… enaaaakkk… entooottt…teruussss…ooohhh… aakuu… tapiii… kamuuuu…siaaappaaa…. Kontolmuuuu…bessaaarrr jugaa…. Dan keraaass.. sekaliiii…,” Dewi melenguh sambil bertanya siapa gerangan yang sedang menyetubuhinya.

“eehhh….aaahhh….memeeeekk…ibu…juga pereeettt…sekaliii… ibuuu.. tidak marahkan... dan tidak akaaan… memecat sayaaa…kan…,”Tanya lelaki itu.

“Ooohhh… tidaaaakk… tidaaakkk… ooohhh…, terusssss…eentttooott… tekaaan teruss.. kontoolmu itu…lebih daaallaamm…,”kembali Dewi melenguh sambil menjawab pertanyaan lelaki itu.

“Sayaaa… Haassaaann… Bu….ooohhh…memeeekkk ibu bener-beneeerrr… legiittt… nikmaaatt…ini teteknyaaa…juga kaya tetek perawan ajaaa…,”lelaki itu menjawab sambil mengerang keenakan dan kedua tangannya semakin asyik meremas-remas kedua tetek Dewi yang mengkal.

“ooohhh… ternyataaa… kaamuuu… taapiii… kontolmuuu.. besaaaarr…jugaaa… dan keras…sekaliii… ,”Dewi melenguh lagi, sambil kedua tangannya mulai melepaskan kancing kemejanya.

Hasan yang merasakan nyonyanya sedang melepaskan kancing kemejanya segera melepaskan pegangannya di kedua payudara nyonyanya itu, kemudian menarik kemeja nyonyanya itu kesamping sehingga kedua payudara nyonyanya itu tidak tertutupi lagi, lalu kedua tangannya kembali beraksi di kedua payudara Dewi tersebut, sekarang aksinya ia tambahi dengan pilinan-pilinan di kedua putingnya, sehingga membuat Dewi semakin melenguh keenakan, sementara sodokan-sodokan kontolnya semakin gencar keluar masuk di lubang senggama Dewi.

Asep yang saat itu sedang sendirian menunggu kembalinya Hasan yang sedang membuat kopi, merasa heran dengan belum kembalinya Hasan, dalam hatinya ia sudah menggerutu akibat lamanya Hasan di dalam, setelah memastikan pintu gerbang terkunci dan memastikan semuanya dalam keadaan aman, lalu Asep menuju ke dapur, di dapur ia tidak menemukan Hasan, yang ia lihat hanya termos untuk membuat kopi terletak di dapur, Asep merasa heran dengan tidak adanya Hasan di ruangan itu, sementara pintu yang berhubungan dengan ruang makan juragannyapun terkunci, ia pun lalu menuju kearah kamar para pelayan, disitupun ia tidak melihat batang hidungnya Hasan, kemudian ia menuju kearah kolam renang, di sanapun ia tidak menemukan Hasan, tapi Asep menjadi terkejut saat ia sedang berjalan melewati ruang makan juragannya, karena ia mendengar suara erangan-erangan kenikmatan dan ia hapal betul dengan suara lelaki yang sedang mengerang keenakan itu, dengan mengendap-endap Asep melangkah mendekati suara tersebut, dan iapun menjadi bertambah terkejut saat melihat kedua orang yang sedang asyik masyuk bersenggama itu, Asep melihat nyonyanya sedang dientot dari belakang oleh Hasan, matanya terbelalak saat melihat itu, nafsu birahinyapun bangkit.

Asep terbangkit nafsu birahinya melihat bagaimana tubuh mulus dan putih nyonyanya itu, sedang dientot oleh Hasan dari belakang, dan ia melihat bagaimana kedua tangan Hasan yang sedang meremas-remas kedua payudara nyonyanya yang mengkal, kontolnya langsung bereaksi melihat pemandangan dan mendengar suara erangan kedua insan itu, tidak pernah terlintas dalam pikirannya ia dapat melihat tubuh nyonyanya itu telanjang apalagi menyaksikan nyonyanya bersetubuh, Aseppun mulai melucuti pakaian satpam yang dikenakannya, tak lama Aseppun sudah terlihat telanjang bulat dengan kontolnya yang sudah berdiri dengan gagahnya, lalu ia mendekati kedua insan yang sedang asyiknya bersetubuh itu.

“Pak Hasan kurang ajar nich, dapat makanan enak kok gak ngajak-ngajak,” kata Asep

“Oohh…iyaaaa…aku lupaaa… habisnyaaa.. enaaakkk..sich… kapaaan..lagi kitaa dapat ngentot tubuh ibu yang sexy…,”sahut Hasan

“Iya setidaknya ngasih kabar kek, kalau mau beginian, memangnya pak Hasan aja yang mau, aku juga ingin merasakan tubuhnya ibu,”Kata Asep lagi, sambil tangannya mengelus-elus punggung Dewi.

Hasan kemudian memutar tubuh Dewi 90 derajat sehingga kepala Dewi tepat berhadapan dengan batang kemaluan Asep yang sudah sangat ngaceng sekali, Asep yang melihat itu segera menyodorkan kontolnya kehadapan mulut Dewi yang segera disambut oleh Dewi dengan rakusnya, kedua tangan Hasan sekarang berpegangan di pinggang Dewi sementara Asep yang melihat Hasan sudah melepaskan genggamannya di kedua payudara Dewi langsung menggerakkan kedua tangannya untuk meraih kedua payudara Dewi yang bergelantungan dan terombang ambing itu, iapun mulai meremas-remas kedua payudara itu dan memilin-milin kedua putingnya, sementara kontolnya Asep keluar masuk dengan sendirinya di mulut Dewi seirama dengan gerakan keluar masuk kontolnya Hasan di memek Dewi, saat Hasan mendorong masuk kontolnya, kontolnya Aseppun melesak masuk di mulut Dewi, ketika Hasan menarik keluar kontolnya, kontolnya Aseppun tertarik keluar dari mulut Dewi.

Hasan mengerang keenakan dan Asep juga melenguh kenikmatan sementara Dewi hanya dapat menggumam keenakan saat kedua lubangnya diterobos oleh batang-batang kemaluan Hasan dan Asep, Hasan yang merasakan jepitan memek Dewi yang sangat erat di kontolnya sudah mendekati titik klimaksnya, maklum baru kali ini ia merasakan memek yang sangat sempit yang menjepit kuat kontolnya, pertahannyapun sudah mulai goyah, gerakan maju mundurnya mulai tidak beraturan, tak lama berselang dengan mengerang panjang sambil melesakkan kontolnya dalam-dalam di lubang senggama Dewi, kontolnyapun menyemburkan air maninya, Dewi merasakan hangat di ujung rahimnya akibat semburan sperma Hasan, dan Dewi merasakan batang kontolnya Hasan berkedut-kedut dengan kuatnya.

Creeeettt… creeettt… creeett… creeettt… air mani Hasan berhamburan membasahi lubang senggama Dewi.

“Uuughhh…buu… enaaakk… memekk…ibu..enaaakkk… akuuu keluuaarr… akuu puaass dapat ngentot memek ibuu.. ooohhh… ooohh..,”Erang Hasan.

Asep yang mendengar Hasan mengerang saat menyambut puncak kenikmatannya, lalu ia menarik keluar kontolnya dalam jepitan mulut Dewi, kemudian ia mengambil kursi dan duduk diatas kursi tersebut, mulutnya mulai mengarah kepayudara Dewi dan mengulum-ngulumnya bergantian, kedua tangannya meremas-remas kedua payudara Dewi dengan kasar, Dewipun blingsatan mendapatkan serangan itu, mulutnya yang sudah tidak tersumpal lagi oleh kontolnya Asep, mulai mengeluarkan lenguhan-lenguhan.

“Iyaaa…sepp…ooohh… seppp… hisapp…hisaapp.. tetekkku…remass..remaass.. Sep, oohhhh…teruss…teruuuss… hisaaapp….. remaaassss…,”Dewi melenguh

Slllrrppp….sllrrppp…sssllrrppp…ssllrrpp….Asep semakin bernafsu menghisap-hisap kedua tetek Dewi bergantian.

Setelah merasakan kontolnya Hasan sudah terlepas dari jepitan vaginanya, Dewi mulai memegangi kontolnya Asep dan mengarahkannya ke lubang vaginanya, Asep tidak menghentikan kegiatannya bermain di kedua payudara Dewi, dengan agak sedikit susah Dewi mulai menyelipkan kontolnya Asep, setelah dengan tepat kontolnya Asep terjepit di lubang vaginanya, Dewi mulai menurunkan pantatnya sehingga kontolnya Asep terbenam seluruhnya,

Sllleeepppp……. Bleeeeeesssssssss….. kontolnya Asep terbenam seluruhnya kedalam lubang memek Dewi.

Dengan posisi menduduki Asep yang sedang duduk di kursi, sementara kontolnya Asep terbenam seluruhnya di dalam lubang vaginanya, dan kedua teteknya yang secara bergilir dihisap-hisap oleh Asep, sambil diremas-remas oleh kedua tangan Asep, Dewipun mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, sehingga kontolnya Asep menggesek kuat dinding lubang vaginanya, Dewi kembali melenguh keenakan, sementara Aseppun merasakan keenakan yang sangat luar biasa, yang belum pernah ia alami sebelumnya, menyetubuhi nyonya majikannya ini betul-betul sangat nikmat sekali berbeda saat ia menyetubuhi istrinya sendiri, memek istrinya tidak sesempit memeknya Dewi, dan tidak seenak memek Dewi, ingin rasanya Asep mengentot Dewi tiap hari, menikmati buah dada Dewi yang mengkal tidak seperti punya istrinya yang sudah melorot jatuh walaupun baru punya anak satu.

“Oooohhh… Sepp… kontolmu besaarr…jugaaa…enaaakkk…nikmaatt.. dientot oleh kamu ooohhh..nikmaaatt….,”Dewi melenguh sambil menggoyangkan pantatnya maju mundur.

“hhhmmm…ssslrrrppp…sssslllrrrppp…hhhmmmm….ssslrrrp pp..punyaaaa.ibu juga enak… teteknya…juga…mengkaaalll…hhhmmm..slllrrrrppp….sss lrrrppp…,”Aseppun bergumam keenakan.

Asep betul-betul menikmati cengkraman erat otot-otot dinding vagina Dewi yang menjepit kuat kontolnya, sambil asyik menikmati keluar masuk kontolnya di dalam memek Dewi, iapun asyik mengemut-emut kedua payudara Dewi bergantian kiri dan kanan, kadang-kadang kedua putingnya ia jilati dan ia gigit-gigit pelahan sehingga membuat Dewi semakin mengerang keenakan atas perlakuan Asep itu.

Dalam hatinya Asep membatin sungguh beruntungnya dia malam ini dapat menikmati lubang surga nyonyanya yang sangat sempit ini dan juga ia dapat meremas-remas tetek Dewi yang sangat mengkal itu, kedua tetek Dewi semakin rakus ia sedot-sedot, kedua putingnyapun semakin menegak akibat ulah Asep, Dewi semakin mendesah, Alex semakin bernafsu melihat tubuh nyonyanya ini menggelinjang-bergoyang, Dewi semakin mendekati titik klimaksnya, Asep juga merasakan hal yang sama.

“Ooooohhh… enaaaakkk… kontolmuuuu… enaaakk… besaarrr…aaahhh… sshhhh…Sep aaakkkuuu..tidaaakk…tahhaann..lagi…ooohhh….aakuuu. .mauuu…keluuaarrr.. Sep,” Dewi mengerang merasakan desakan nafsu birahinya yang hampir pecah, gerakan maju mundur pantatnya diatas pangkuan Asep semakin tidak beraturan, kepalanya bergoyang kekanan kekiri.

“Aaaahhh….Buuu… akuuu…jugaaa…tidaaaakk… tahaan..lagi.memek ibu sempiitt…sekali ooohhh…sssslrrppp…hhhmmm…ssslrrrpp…aaaaahhh…buuu…t erusss… goyang…teruss bu…teruuss…sslrrppp…sslllrrppp,”Asep mengerang sambil terus mengemuti payudara Dewi.

Tak lama berselang tubuh keduanya mengejang saat menyambut puncak pendakian kenikmatan mereka yang berhasil mereka raih secara bersamaan, lenguhan dan erangan merekapun terdengar saat mereka berhasil mencapai puncak orgasme mereka,

Ccreeeetttt… srrrrrrrr…ccreeeettt….ssssrrrrr….ccreeeettt…sssrrr r…creeeettt…ssssrrrr… kedua kemaluan mereka berbalasan saling menembakkan lahar kenikmatan mereka.

Dewi merasakan kembali hangatnya sperma yang membasahi rahimnya sementara Asep merasakan batang kontolnya menjadi hangat oleh siram air kenikmatan vagina Dewi, dengan memeluk erat kepalanya Asep, Dewi menikmati sensasi keluarnya cairan nikmatnya selain ia merasakan dinding vaginanya yang sedang berdenyut saat mengeluarkan cairan itu Dewi juga merasakan kedutan-kedutan di batang kontolnya Asep yang saat itu juga sedang menyemprotkan sperma kerahimnya, Asep juga merasakan hal yang sama, ia merasakan batang kontolnya seolah-olah sedang diremas-remas lembut oleh dinding vagina Dewi.

“Ooohhh…Sep… aku keluaarrr.. enaaak.. sekaaaliii… puaaasss… akuuu…oooohhh…,” Dewi mendesah puas.

“Iyaaaa….Buuu… aku jugaaa keluaaarrr… memek ibuuu…legit…sempit….enaakkk.. ooohhh….kontolku sungguh beruntung,” Aseppun mendesah puas.

Tak lama berselang setelah merasakan kemaluannya dan kemaluan Asep berhenti mengejut-ngejut Dewipun mengangkat pantatnya, sehingga kontolnya Aseppun terlepas dari dalam jepitan vaginanya, kemudian Dewi berkata pada mereka untuk menjaga rahasia ini dan tidak memberitahukan hal ini pada suaminya, yang di-iyakan oleh Hasan dan Asep, dan mereka juga mengatakan kepada Dewi bahwa mereka akan mematuhi perintah Dewi dan tidak akan pernah melaporkan hal apapun kepada tuannya.

Dewi tersenyum mendengar perkataan mereka itu, dalam hatinya sudah dua orang satpam yang sudah patuh kepadaku, tinggal 2 lagi yang tersisa, akan kutaklukkan mereka, agar mereka semua patuh padaku dan tidak akan melaporkan apapun kepada suaminya.

TAMAT.